Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Berbagi Buku Bacaan di Kampung Buaya

(Surya Sriyanti/N-3)
03/5/2017 23:45
Berbagi Buku Bacaan di Kampung Buaya
(Anggota Polairud Polda Kalimantan Tengah menurunkan dua kotak besar berbahan plastik yang berisi buku untuk dibagikan kepada anakanak di Dusun Sei Lamiring, Desa Ganefo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur. MI/SURYA SRIYANTI)

DERU mesin karet milik Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Tengah cukup berisik saat melaju di tengah-tengah sungai yang dikelilingi hutan lebat di Sei Lamiring. Air sungai keruh dan berwarna kuning kecokelatan. Kapal patroli berkekuatan mesin 115 PK itu melambat. Rupanya saat itu sungai sedang surut sehingga perahu sulit bergerak. Akibatnya, perahu yang berisi lima penumpang itu harus pindah ke bagian burit­an agar kapal tetap jalan. “Jangan ada yang turun ke air kalau tak mau dicaplok buaya,” begitu teriak sang motoris sekaligus Direktur Polairud Polda Kalimantan Tengah, Kombes Badarudin, berulang-ulang.

Perjalanan menuju Dusun Sei Lamiring, Desa Ganefo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, ini sangat istimewa. Di anak sungai yang merupakan akses satu-satunya itu, banyak buaya muara. Sebenarnya dusun itu hanya sepelemparan batu dari Sampit, Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun, untuk menuju dusun yang dihuni 500 orang itu, pengunjung harus melewati Sungai Mentaya yang sangat luas dan harus masuk ke anak Sungai Sei Lamiring. Lebarnya hanya sekitar 2-3 meter, tapi kiri-kanan sungai berupa hutan lebat. Sei Lamiring yang panjangnya hanya sekitar 3 kilometer ini harus ditempuh selama 1 jam di saat sungai surut. Apalagi, di sepanjang anak sungai ini terdapat banyak buaya muara dengan moncong cukup panjang.

Reptil yang ukurannya lebih kecil daripada buaya ini umumnya sangat agresif terhadap manusia. Saat tiba di dusun, ratusan anak SD hingga SMP sudah antre di depan halaman sekolah yang juga berfungsi sebagai tempat dermaga kapal. Empat anggota Polairud bergegas menurunkan dua kotak besar berbahan plastik, yang isinya dipenuhi buku. Dalam hitungan menit, ratusan judul buku dalam kotak ludes diambil anak-anak.

“Inilah yang membuat kami selalu ingin kembali ke sini. Mereka sangat antusias membaca buku. Di sisi lain mereka tidak mampu memiliki buku,” ujar Kombes Badarudin sambil membagikan buku-buku kepada anak. Selain Dusun Sei Lamiring, anak-anak dari desa lainnya menunjukkan keingintahuan yang tinggi. “Untuk itu, saya selalu minta kepada anggota yang kebetulan patroli untuk selalu membawa buku dan alat tulis lainnya yang bisa dibagikan agar anak-anak senang,” tambah Badarudin.

Solusi lainnya yang dilakukan ialah membangun sejenis perpustakaan di 11 markas unit Polairud yang tersebar di seluruh Kalteng agar anak-anak melek huruf. Taman bacaan ini dibangun dengan biaya swadaya anggota Polairud yang bertugas. “Saat ini sudah tiga taman bacaan yang sudah kami bangun. Targetnya tahun ini terbangun 11 taman bacaan.” Fadila, 12, pelajar SDN 2 Pelangsian, Dusun Sei Lamiring, mengaku gembira dengan kedatangan Patroli Dipolairud Polda Kalteng yang selalu membawa buku ke tempat mereka. “Sayangnya, kedatangan pak polisi ini tidak rutin. Pak polisi juga membagi buku di desa lain,” ujar Fadila yang bercita-cita jadi polwan ini. (Surya Sriyanti/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya