Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
HUJAN yang turun terus menerus menyebabkan tanaman cabai merah milik petani rusak dan mati. Mereka pun berharap kompensasi diberikan dari pemerintah untuk modal menanam kembali.
Ketua Kelompok Tani Sigar Jaya, Desa/Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Hatta, menjelaskan, saat ini tanaman cabai milik kelompok taninya di lahan seluas 1,5 hektare sudah mati semua.
"Awalnya tanaman yang terserang hama hanya spot-spot. Tidak merata," terang Hatta kepada Media Indonesia di Cirebon, Jumat (28/4).
Karena itu, lanjut dia, para petani pun melakukan upaya penambalan. Yaitu dengan mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman baru. Mereka pun sudah tiga kali melakukan upaya penambalan.
"Tetapi awal April lalu, ternyata semua tanaman rusak dan mati," ujarnya.
Kerusakan tanaman cabai tersebut seperti terbakar, busuk, dan kering.
"Tidak ada yang bisa diselamatkan, padahal tanaman cabai merah tersebut sudah berbuah dan sebentar lagi akan panen," imbuh Hatta.
Adapun kerugian yang harus ditanggung petani mencapai Rp40 juta per hektare. Karena merugi, akhirnya kini petani, khususnya kelompok tani yang dipimpin oleh Hatta, beralih menanam padi.
"Kami sebenarnya sangat berharap bantuan dari pemerintah. Jika ada bantuan, baik bibit maupun pupuk, maka bisa dijadikan modal untuk menanam pada Agustus mendatang setelah tanaman padi panen," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi, saat dimintai konfirmasi, mengungkapkan, belum ada laporan adanya tanaman cabai merah yang mati.
"Tetapi memang hujan ini musuh bagi semua tanaman hortikultura, termasuk cabai merah," kata Ali.
Adapun luas tanaman cabai merah di Kabupaten Cirebon tercatat sebanyak 700 hektare. Selain cabai merah, di Kabupaten Cirebon juga terdapat tanaman bawang merah. Luasnya mencapai 4 ribu hektare.
Dari jumlah tersebut, tanaman yang rusak akibat cuaca, yaitu hujan yang terus menerus sudah mencapai 30%. Selanjutnya mengenai permintaan petani terhadap kompensasi seperti halnya asuransi yang diberikan kepada petani yang menanam padi, menurut Ali, hingga kini memang belum ada.
"Belum ada programnya," kata dia.
Dengan demikian, jika petani hortikultura mengalami kerugian, harus ditangung mereka atau kelompok taninya sendiri. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved