Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Serbasusah di Tapal Batas

Yanurisa Ananta
25/4/2017 08:50
Serbasusah di Tapal Batas
(MI/YANURISA ANANTA)

BERAGAM persoalan dihadapi masyarakat Indonesia yang hidup di perbatasan. Mulai dari ketersediaan air bersih hingga suplai kebutuhan pokok.

"Di wilayah perbatasan masih banyak warga yang belum dapat air bersih. Ada beberapa daerah yang berdasarkan hasil survei mau buang air kecil saja menunjuk ke hutan sembarang. Kalau sampai negara tetangga tahu, akan ada kesan pemerintah Indonesia kurang welcome dengan masyarakat sendiri," ujar Kepala Divisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Asabri (persero) Kolonel (purn) Zulkarnaen Effendi di Nunukan, Kalimantan Utara, akhir pekan silam.

Selain itu, persoalan minimnya infrastruktur juga mempersulit pembangunan di kawasan perbatasan. Dia mencontohkan, untuk membawa logistik dari Tarakan menuju Nunukan harus menggunakan speed boat dengan lama perjalanan 2,5 jam.

Ditambah, lanjut dia, banyak rekanan yang enggan berpartisipasi dalam pembangunan di perbatasan kalau nilai proyek tidak terlalu besar.

"Karena dana minim kami manfaatkan tenaga militer. Kami punya anggota yang ahli bangunan. Itu mengurangi cost. Daripada diberikan kepada vendor," imbuhnya.

Danramil 03/Sebuku Kapten Sarwono menambahkan, kebutuhan sembako di daerah Nunukan terkadang didatangkan dari Malaysia.

"Dari Malaysia juga agak jauh. Sembako kadang dida-tangkan dari Makassar (Sula-wesi Selatan) dan Surabaya (Jawa Timur). Bisa saja didatangkan dari Tawau, Malaysia, tapi harus lewat Nunukan. Harganya tetap lebih mahal."

Di samping itu, imbuh dia, harga gas elpiji isi 3 kg di Se-buku mencapai Rp50 ribu, sedangkan di Nunukan seharga Rp23 ribu.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syahrul Mamma saat inspeksi ke pasar di Tarakan, Kalimantan Utara, mendapati banyak barang asal Malaysia yang bebas dijual pedagang.

"Kami sudah imbau untuk tidak menjual barang dari luar (Malaysia). Yang sudah habis, supaya tidak ada lagi."

Dia juga mendapati harga gula dan kebutuhan pokok di Kalimantan Utara yang berbeda dengan daerah lain.

"Belum satu harga dengan daerah lainnya. Yang jelas di Papua dan Sulawesi sudah satu harga. Nanti diatur oleh distributor yang ditunjuk oleh Kementerian Perdagangan. Pedagang bisa berhubungan langsung ke distributor."

Kepala Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Tawau, Krishna Djelani, membenarkan ada empat WNI yang di-tangkap di Malaysia terkait upaya penyelundupan 307 tabung elpiji 14 kg dari Tawau menuju Nunukan.

Tiga orang, sambungnya, ditangkap di kapal yang membawa elpiji, sedangkan seorang lainnya ditangkap saat hendak menyuap petugas.

Batal bertemu

Bupati Nunukan Asmin Laura membenarkan pihak Malaysia membatalkan rencana pertemuan antara Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dan Ketua Menteri Sabah Malaysia.

"Pihak Kerajaan Malaysia belum siap melakukan pertemuan."

Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengaku kecewa atas penundaan pertemuan untuk membahas antara hubungan kedua negara soal pengembangan daerah.

"Kita kecewa atas batalnya pertemuan tersebut. Padahal, pembahasan ini agar masyarakat Sebatik yang hendak ke Tawau tidak perlu lagi ke Nunukan." (VR/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya