Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Pelaku Teror Banyumas Rakit Bom

Liliek Dharmawan
13/4/2017 07:50
Pelaku Teror Banyumas Rakit Bom
(ANTARA/ANDREAS FITRI ATMOKO)

PELAKU penyerangan anggota Polres Banyumas, Jawa Tengah, MID, 22, diduga tengah mempelajari pembuatan bom panci di rumahnya di Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Hal itu diungkapkan Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono, Rabu (12/4).
“Dari hasil penggeledahan di rumahnya, polisi menyita panci, bubuk, dan rice cooker. Sepertinya dia menyiapkan untuk pengeboman. Hanya, dia sebetulnya masih belajar,” kata Kapolda seusai menjenguk dua anggota Polres Banyumas di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.

Saat ini dua polisi yang menjadi korban penyerangan MID masih dirawat secara intensif di RS. Aiptu Ata Suparta terluka pada bagian kakinya dan Bripka Karsono mengalami luka bacok pada lengannya.

Menurut Condro, kenekatan MID itu tak terlepas dari peristiwa tewasnya enam terduga teroris saat baku tembak di ladang jagung di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/4) lalu.
Pelaku juga merupakan simpatisan Islamic State (IS) dan terkait dengan jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Namun, dia belum pernah terhubung dengan napi terorisme.

“MID berhubungan dengan Karno, terduga teroris di Tuban. Bahkan, keduanya sama-sama berasal dari satu kampung di Purbalingga,” bebernya.

Ia berbeda dengan enam terduga teroris di Tuban yang pernah berhubungan dengan sejumlah napi terorisme di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kedungpanen dan LP Nusakambangan. “Kalau LP Nusakambangan yang dihubungi ialah Maman Abdurrahman,” jelasnya.

Maman ialah milisi yang dipenjara karena memotori serangan bom di Jakarta dan dianggap sebagai pemimpin de facto pendukung IS di Indonesia.

Meski sebagai simpatisan IS dan terkait dengan jaringan JAD, sambung Condro, MID berinisiatif sendiri mempelajari teknik melakukan teror dan membuat bom melalui internet. “Diduga, pembaiatan juga melalui internet,” ujarnya.

Kemarin, Polda Jawa Timur telah menyerahkan seluruh jenazah terduga teroris yang tewas di Tuban kepada keluarganya. Jenazah dapat diidentifikasi atas nama Karno, Endar Prasetyo, Muhsinin, Riski Rahmat, Satrya Aditama, dan Yudhistira.

Tak hanya terkait dengan terduga teroris di Tuban, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan MID juga terhubung dengan aksi teroris di Lamongan, Jatim.

“Terutama di Lamongan karena ada salah satu pimpinan JAD yang ditangkap,” kata Kapolri di Jakarta.

Zainal Anshori, terduga teroris yang ditangkap di Lamongan pada Jumat (7/4), diketahui merupakan pemimpin JAD Nusantara yang ditunjuk Maman.


Rompi antipeluru

Setelah aksi teror di Banyumas, Polda Jawa Tengah meningkatkan pengamanan di sejumlah lokasi strategis, termasuk kantor-kantor kepolisian dan layanan publik. Karena tak mau kecolongan, Kapolres Banjarnegara AKB Saiful Anwar juga menginstruksikan sejumlah anggotanya untuk mengenakan rompi antipeluru. Perintah yang sama dikeluarkan Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin. Ia meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan. “Polisi juga tengah mengupayakan rompi antipeluru bagi petugas yang berjaga di jalan raya,” katanya.

Sementara itu, empat warga yang memiliki senjata api laras pendek jenis FN aktif dan 33 butir amunisi ditangkap di Desa Cot Keuh, Aceh Timur, Selasa (11/4) lalu.

Selain senjata api, polisi menemukan satu kaus hitam dengan lambang bendera bulan bintang. (FL/YK/FD/DG/Mal/Ant/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik