Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BERHATI-HATI jika ada orang meminta sumbangan dengan modus pembangunan masjid. Alih-alih ingin beramal, uang sumbangan justru dinikmati sekelompok orang tak bertanggung jawab.
Seperti yang dilakukan Rev, 18, warga Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat. Bermodal map yang berisikan formulir dan proposal renovasi masjid disertai pengantar RW serta RT, pemuda pengangguran tersebut menyisir satu per satu tempat usaha di beberapa wilayah di Jakarta Barat untuk meminta sumbangan.
Untuk melancarkan aksinya itu, Rev nekat mencuri stempel milik ayahnya yang menjabat sebagai Ketua RT 007/01 setempat. Stempel itu dibubuhkan ke formulir serta proposal agar formal.
Sepandai-pandainya tupai meloncat bakal jatuh juga. Pepatah itu dialami Rev. Aksinya terbongkar setelah dia meminta sumbangan kepada pemilik usaha Laundry, di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (26/3). Pasalnya, beberapa bulan lalu, Rev pernah memintai sumbangan di tempat yang sama. “Sebulan lalu itu pegawai saya yang kasih Rp100 ribu. Saya kebetulan enggak ada. Dia (Rev) bilang ke pegawai saya katanya sudah bilang ke bos (Indra). Lalu dikasih sama pegawai saya,” kata Indra, pemilik usaha laundry.
Lantaran curiga, ia memutar closed circuit television (CCTV) di tempat usahanya itu. Benar saja, Rev terlihat mengenakan baju koko putih meminta sumbangan di sana. Rev pun diinterogasi warga sekitar. Saat ditanya, Rev tidak bisa menunjukkan lokasi masjid yang direhabilitasi seperti tertulis di proposalnya. “Dia ditanya ngaco ngomongnya. Ditanya masjidnya di mana, jawabnya malah alamat rumahnya. Mabok sepertinya,” kata Indra
Rev yang saat itu menggunakan kemeja lengan panjang kotak dan celana jins pun dibawa ke Polsek Palmerah setelah dihajar warga. Saat diinterogasi petugas, Rev masih memberikan jawaban ngawur. Diduga dia masih di bawa pengaruh narkotika. Di map berwarna hijau yang dibawa Rev tertulis proposal rehabilitasi Masjid Al-Huda. Di kop proposal maupun formulir itu tidak tertera alamat lengkap masjid tersebut. Dari daftar sumbangan, ada 20 nama penyumbang dengan kisaran masing-masing Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.
Tidak lama, orangtua Rev ditemani tetangga datang ke polsek untuk menjemputnya. Namun oleh petugas, Rev digiring masuk ke ruang tahanan.
Kepada petugas, ayah Rev berinisial AHM, 40, mengaku sebagai Ketua RT 007/01. Dia tidak mengetahui ulah putranya itu. Pasalnya, saat dirumah, Rev pamit keluar untuk kondangan. “Saya juga enggak tahu,” ucap AHM. (Akmal Fauzi/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved