Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
POLISI terus menelusuri jaringan pemasok narkoba dalam kasus tertangkapnya penyanyi Ridho Rhoma, 28, Jumat (25/3).
Diduga, ada jaringan khusus yang memasok kalangan selebritas dengan pola khusus.
Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat AKB Suhermanto menyebut pola peredaran narkoba di kalangan selebritas cenderung lebih tertutup dan menggunakan perantara.
Dalam kasus Ridho, perantara tersebut berinisial MS. Polisi telah menangkap pria yang merupakan rekan sekaligus pemasok Ridho itu.
"Si MS yang cari barang (sabu). Setiap beli sabu itu biasa 1 gram, dia pakai sama MS, terkadang juga sendiri. Namun, sebelum kenal MS, dia (Ridho) udah pernah pakai sejak dua tahun lalu," ujar Suhermanto, Minggu (26/3).
Polisi pun telah menggeledah apartemen milik MS di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.
"Ditemukan dua butir obat penenang atau psikotropika bermerek Dumolit, alat isap sabu, dan korek api," ujarnya.
Sebelumnya, penggeledahan juga dilakukan di rumah MS di kawasan Pancoran Mas, Depok, Sabtu malam.
Namun, tidak ditemukan barang bukti apa pun.
Menurut Suhermanto, selama enam bulan terakhir, Ridho mengonsumsi narkoba hampir setiap hari dalam jumlah besar.
Putra Raja Dangdut Rhoma Irama itu bisa menghabiskan sabu jenis blue ice seberat 1 gram--yang umumnya digunakan empat hingga delapan orang.
"Tergantung memakainya kadang bisa satu hari habis itu (1 gram sabu) atau dua hari," kata Suhermanto kepada Media Indonesia.
Sabu didapatkan melalui MS itu menghabiskan kocek Ridho hingga Rp54 juta setiap bulannya. Satu gram sabu jenis blue ice biasanya dibeli seharga Rp1,8 juta hingga Rp2 juta.
Polisi juga menyebut Ridho memilih berpindah-pindah tempat ketika mengonsumsi sabu, baik di hotel maupun di apartemen milik MS.
Jaringan pemasok selebritas
Peran MS sebagai pencari pasokan sabu untuk Ridho secara rutin dapat dijadikan petunjuk polisi untuk mengungkap jaringan pemasok para selebritas.
Polisi mengatakan akan menelusuri pola perantara dalam peredaran narkoba seperti yang terjadi dalam kasus Ridho.
"Bisa juga perantara itu dikenalkan sama sesama artis atau rekan yang pernah pakai bahwa nih orang bisa dipercaya jadi perantara. Kalau narkoba itu kan soal kepercayaan," kata Suhermanto.
Selain MS, polisi masih memburu pelaku berinisial A yang sementara diduga sebagai bandar narkoba pemasok Ridho dan MS.
Polisi juga masih mendalami jaringan dari A dan kaitannya dengan dugaan peredaran di kalangan selebritas.
Kepala Subdirektorat Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Ricky Yanuarfi menilai dunia artis sangat rawan terjebak dalam peredaran narkoba.
"Apalagi artis sudah menganggap ini gaya (hidup). Ketika sudah dianggap gaya hidup, siapa pun bisa terjaring. Rawan dan sangat rentan itu," kata Ricky dalam diskusi di Ancol, Jakarta Utara, kemarin.
Terlibatnya para artis dalam kasus narkoba, menurutnya, perlu diwaspadai dampaknya.
"Artis-artis kita beberapa kena narkoba dan ini menjadi preseden buruk bagi fan-fan (penggemar) mereka," ujar dia. (J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved