Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Bus Pengumpan Meluncur ke Stasiun

Putri Anisa Yuliani
10/12/2015 00:00
Bus Pengumpan Meluncur ke Stasiun
(Dok /IMMANUEL ANTONIUS)
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta akan melengkapi layanan transportasi massal kereta rel listrik (KRL) commuter line dengan menyediakan bus Trans-Jakarta sebagai bus pengumpan (feeder) ke stasiun. Direktur Utama PT Trans-Jakarta Steve Kosasih mengatakan layanan bus pengumpan sangat penting mengingat banyaknya pengguna KRL commuter line yang masih harus berganti angkutan umum, termasuk bus Trans-Jakarta, untuk sampai ke tempat tujuan. Menurutnya, ada 320 bus tipe sedang yang disediakan untuk angkutan pengumpan tersebut. Bus itu akan tetap menggunakan sistem bus rapid transit (BRT).

"Kami akan luncurkan total 320 unit bus sedang berstandar BRT," kata Kosasih ketika dihubungi Media Indonesia, beberapa waktu lalu. Pengadaan angkutan pengumpan tertuang di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah (PP) No 78 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan, serta Peraturan Daerah (Perda) DKI No 10 Tahun 2014 tentang Sistem Bus Rapid Transit. Rencana itu semakin matang setelah turunnya Surat Keputusan (SK) Gubernur mengenai Penugasan Pengadaan Angkutan Umum Pengumpan oleh PT Trans-Jakarta. Bus pengumpan itu menurut rencana bakal menjemput penumpang di beberapa stasiun KRL commuter line, di antaranya Stasiun Tebet dan Stasiun Tanah Abang.

Penumpang KRL commuter line tidak akan dipungut biaya lagi saat berpindah ke bus pengumpan. Demikian pula saat berpindah dari bus pengumpan ke bus di koridor-koridor Trans-Jakarta. "Para penumpang akan langsung terintegrasi dengan sistem BRT Trans-Jakarta. Jadi, selain dijemput, tidak usah bayar lagi saat naik bus Trans-Jakarta. Kami sedang merancang sistem penjemputan dan pengangkutan penumpang dan segera difinalisasikan dengan direksi KCJ (PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek)," ujarnya. Ia awalnya menargetkan pengoperasian angkutan pengumpan tersebut pada bulan ini. Namun, karena masih ada proses pembahasan dan finalisasi konsep integrasi dengan PT KCJ, bus diperkirakan baru bisa beroperasi tahun depan. "Sebenarnya, kendaraannya pada Desember ini sudah siap. Namun, karena harus berkoordinasi dengan KCJ terkait hal ini, kami targetkan awal 2016 baru beroperasi. Selambat-lambatnya dalam triwulan pertama 2016," terangnya.

Kaji rute
Selain itu, kata Kosasih, pihaknya harus mengkaji rute bus-bus pengumpang tersebut, sebab berpotensi bersinggungan dengan angkutan umum yang sudah ada. Tanpa pengkajian rute, ujarnya, tujuan angkutan pengumpan untuk mengurangi kemacetan bakal tidak tercapai. Pengkajian rute dan kebutuhan lainnya akan dilakukan PT Trans-Jakarta bersama PT KCJ serta Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI. "Tujuannya untuk mengurangi kemacetan. Potensi bersinggungan dengan angkutan yang sudah beroperasi memang ada. Maka dari itu kami kaji dulu," ujarnya saat dihubungi, Kamis (3/12).

Sebelumnya, dalam rapat koordinasi dengan PT KCJ, rute yang disepakati yakni bus pengumpan akan beroperasi dari pemukiman sekitar Halte Ragunan atau halte terakhir koridor 6 rute Ragunan-Dukuh Atas. Bus tersebut akan masuk ke koridor 6, melewati Jalan Prof Dr Satrio atau Casablanka. Dari Koridor 6 bus pengumpan juga akan menuju Stasiun Duren Kalibata melewati Jalan Dewi Sartika. Setelah pengkajian rute, akan dibahas penempatan halte-halte yang melayani tiket elektronik (e-ticket). Ia ingin pengguna bus pengumpan bisa naik bus Trans-Jakarta secara gratis, begitu juga sebaliknya. "Nanti akan ada e-ticket di halte-halte bus pengumpan. Busnya kontrak dengan Kopaja, tarifnya sistem rupiah per kilometer sehingga sekali tap, warga bisa bebas menggunakan bus pengumpan. Bila turun di halte Trans-Jakarta untuk melanjutkan perjalanan dengan bus Trans-Jakarta, pengguna juga tidak dipungut biaya lagi," tutur Kosasih.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik