Persenjataan Lengkap Pasukan Oranye Siap Tempur

BEBAN tim Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau dikenal sebagai pasukan oranye oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk senantiasa menjaga kualitas kebersihan lingkungan tidak bisa dianggap enteng. Stamina yang sehat dan bugar diperlukan petugas PPSU sehingga mampu menjalankan tanggung jawab demi memuaskan masyarakat.

Maklum, pasukan itu mesti bekerja hampir 24 jam. Laporan masyarakat yang masuk pun tidak sedikit dan tim PPSU harus menindaklanjuti setiap masukan itu segera.

Karena itu, pasukan oranye difasilitasi dengan berbagai alat kebersihan untuk menjaga keselamatan kerja. Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ali Maulana mengatakan pasukan tersebut dibekali dengan berbagai alat kerja, mulai rompi hingga sepatu khusus. “Jika tidak memakai perlengkapan tersebut, mereka dikenai sanksi,” jelas Ali.

Namun, untuk alat penyelaman seperti oksigen, pihaknya tidak menyediakan. Ali berdalih ada tim dari Dinas Tata Air yang menangani penyelaman itu dengan alat dan teknik khusus.

Tidak hanya memperhatikan keselamatan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun membentengi tim PPSU dengan perlindungan kesehatan. Setiap anggota PPSU diberi asuransi kesehatan. Dengan demikian, tim PPSU dapat bekerja dengan tenang tanpa takut dengan biaya pengobatan.

Pemberian berbagai fasilitas perlindungan kerja tersebut sejak awal sudah diwajibkan. Bahkan dalam waktu-waktu tertentu pasukan itu diberikan obat atau serum tertentu untuk menjaga kesehatan mereka.

“Kami sangat menyadari pekerjaan mereka rentan dengan serangan penyakit. Selain asuransi, mereka juga mendapat fasilitas obat (serum antitetanus). Sayang, terkadang ada saja yang tidak memakai fasilitas pelindung itu,” terang Ali.

Dengan begitu, dapat dibilang bahwa persenjataan pasukan oranye untuk bertempur di lapangan telah siap. Tinggal setiap anggota PPSU memanfaatkan fasilitas yang diberikan Pemprov DKI.

Ali turut mengomentari tindakan salah satu petugas yang nekat masuk ke saluran pembuangan air beberapa waktu lalu sebagai bentuk tanggung jawab kerja. Padahal, sebenarnya tindakan tersebut menjadi tanggung jawab pasukan Dinas Tata Air yang sudah diberi kewenangan dan teknik khusus untuk menangani kejadian serupa. “Sebenarnya tidak dibolehkan mengambil tindakan seperti itu. Tapi karena kondisinya darurat, inisiatif itu bisa diambil karena bagian dari tanggung jawab,” Ali menegaskan.

Menurut salah satu anggota pasukan oranye, Aziz, kerja timnya merupakan bagian dari tanggung jawab tugas yang sudah diberikan. “Kerja kami berdampak langsung dengan masyarakat. Bila kami tidak bekerja dengan tanggung jawab, dampaknya langsung terasa oleh masyarakat,” tandas Aziz. (Sru/B-3)