Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Korban Air Bah Dapat Santunan Rp10 Juta

Dede Susianti
01/3/2017 09:27
Korban Air Bah Dapat Santunan Rp10 Juta
(MI/Dede Susianti)

PENYEBAB utama bencana air bah di Kampung Sukaresmi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang menewaskan seorang ibu dan anaknya masih diselidiki. Dugaan sementara karena luapan air sungai.

Dinas Permukiman dan Perumahan Kota Bogor ataupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor, juga sejumlah pihak termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat, mengaku tengah mencari tahu penyebabnya.

"Kami belum tahu penyebab air bah membuat tembok penahan jebol," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di lokasi kejadian, kemarin. Aher menduga air bah terjadi karena luapan air sungai. "Ada elepasi, ada jarak, tembok penahan jebol. Kita akan lihat sumber dan dampaknya," imbuhnya.

Gubernur Jabar meninjau lokasi air bah seusai meresmikan gedung baru Kampus Institut Agama Islam La Roiba di Cibinong. Di sela kunjungannya ke lokasi bencana, Aher memberikan santunan sebesar Rp10 juta kepada keluarga korban. Dalam bencana air bah itu, Anita Fauzia Fitria, 29, dan putrinya, Dziah Mahera Dzikra, 4, ditemukan tewas terbawa air.

Laporan yang diterima Aher, tembok yang jebol memang tidak setangguh tanggul, tapi hanya penahan. Ke depan, katanya, bangunan tembok akan dibeton dan dibuat sekuat tanggul.

Mengenai siapa yang bertanggung jawab untuk perbaikan, Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarief Hidayat menyatakan itu menjadi urus-an bersama pemerintah provinsi dan kota. "Ini tanggung jawab bersama. Supaya tidak tumpang-tindih, Pemprov Jabar dan Pemkot Bogor akan duduk bersama membahasnya," tutur Ade.

Khusus tiga rumah yang rusak parah segera diperbaiki Pemkot Bogor melalui program renovasi rumah tidak layak huni. Anggaran biaya tidak terduga Pemkot Bogor tahun ini sebesar Rp32 miliar.

Pada kesempatan itu, Kepala SMAN 2 Kota Bogor Surya Setya Mulya mengungkapkan dampak air bah juga membuat pihaknya menderita kerugian besar. Dampaknya antara lain lapangan sekolah rusak, tembok pagar sepanjang 300 meter roboh, juga 30 sepeda motor rusak ringan, 3 rusak sedang, dan 4 rusak berat terbawa air.

Motor milik siswa dan guru itu berada di parkiran sekolah saat peristiwa air bah terjadi. Surya menyebutkan, akibat peristiwa itu, selama sehari kemarin sekolah diliburkan buat bersih-bersih.

Seperti diberitakan harian ini, hujan lebat mengguyur wilayah Bogor pada Senin (27/2) pukul 15.00 WIB. Air selokan meluap dan merobohkan tembok penahan kebun jambu serta tembok di dua sisi lapangan SMAN 2 Kota Bogor.

Air dengan ketinggian lebih 1 meter kemudian menghantam rumah keluarga Anita. Anita dan anak perempuannya, Dziah, hanyut dan ditemukan tewas sekitar 300 meter dari rumah mereka.

Mengungsi
Tingginya debit hujan di Bogor berdampak langsung ke Ibu Kota. Air kiriman dari Bogor melalui Kali Ciliwung menggenangi permukim-an warga RW 06, RW 07, dan RW 08 Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Banjir dengan ketinggian 30-70 cm tersebut merendam 1.198 rumah yang dihuni 1.198 kepala keluarga.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan masyarakat sekitar bantaran sungai sudah memiliki daya antisipasi menghadapi banjir. Bagi mereka, banjir merupakan sesuatu yang biasa karena setiap tahun menjalaninya sehingga memiliki mekanisme untuk mengantisipasi.

Saat terjadi kenaikan debit Kali Ciliwung, sistem peringatan dini langsung disampaikan melalui SMS, Whatsapp, kentungan, sirine, dan pengeras suara masjid.

Warga yang terkena dampak banjir sebagian diungsikan ke Kelurahan Pejaten Timur dan Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Banjir yang kerap melanda permukiman di bantaran Kali Ciliwung, menurut Sutopo, karena normalisasi sungai belum selesai. Setiap ada kenaikan debit Kali Ciliwung, pasti menyebabkan banjir.

Solusinya ialah Kali Ciliwung perlu dilebarkan dan dikeruk agar debit air sungai meningkat. Normalisasi dapat berjalan lancar bila rumah yang dibangun di bantaran sungai dipindahkan ke tempat lebih aman. "Begitulah menata su-ngai. Permukiman dan masyarakat sekitar sungai diberdayakan agar ikut menjaga sungai dengan baik," ungkapnya. (Ssr/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya