Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PEMBANGUNAN ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) terus digenjot Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di beberapa wilayah. Dari data Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta, jumlah RPTRA yang telah dibangun sejak 2015 hingga 2016 sebanyak 188. Dari jumlah itu, dua RPTRA belum diresmikan. Dari 188, sebanyak 123 RPTRA dibangun dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta dan 65 RPTRA dibangun dari dana corporate social responsibility (CSR).
Tahun ini, lima segera dibangun di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Berbeda dari tahun sebelumnya, pembangunan sarana komunikasi antarwarga itu menggunakan sumber dana APBD DKI Jakarta. Pada 2017, Pemprov DKI Jakarta memang mulai membangun RPTRA dengan menggunakan APBD. Sebelumnya, pelaksanaannya dilakukan pihak swasta lewat program CSR. “Ada lima RPTRA yang dibangun. Dana yang digunakan Rp8 miliar,” ungkap Kepala Seksi Pembangunan Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kepulauan Seribu Saut Marbun, Senin (27/2).
Lima RPTRA yang akan dibangun di Kepulauan Seribu ada di Taman Kecamatan Seribu Selatan Pulau Tidung, RW 02 Pulau Harapan, RW 04 Pulau Kelapa, RW 03 Pulau Panggang, serta RW 03 Pulau Lancang. Lahan yang tersedia di Kepulauan Seribu untuk pembangunan RPTRA sekitar 1.500 meter persegi. Untuk luas lahan yang sempit, bangunan akan disiasati dengan konstruksi dua lantai.
“Fasilitas RPTRA nanti ada beberapa tempat bermain untuk anak-anak seperti lapangan voli atau basket,” ujar Marbun. Mengenai kebutuhan RPTRA, Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo menyebutkan Kepulauan Seribu idealnya memiliki 11 RPTRA untuk memenuhi kebutuhan warga. Saat ini baru dua RPTRA terbangun dari bantuan CSR. “Satu RPTRA ada di Pulau Pramuka, sedangkan satu lagi di Lego,” jelas Budi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan jumlah RPTRA di Kepulauan Seribu masih minim dan masih jauh dari harapan. “Belum ideal jumlahnya. Idealnya, tiap satu RW punya satu RPTRA,” kata Ahok. Sejauh ini Pemprov DKI sudah memetakan daerah yang membutuhkan RPTRA, dengan luas kurang dari 400 meter persegi. Kepulauan Seribu menjadi salah satu daerah prioritas pembangunan RPTRA.
Standar internasional
Untuk tahun ini, Basuki menegaskan kualitas permainan anak di kompleks RPTRA harus memiliki standar internasional. Alat-alat permainan anak itu digaransi lima tahun. “Kita ingin anak-anak yang bermain di sini menggunakan standar internasional biar mereka bangga mainan yang mereka mainkan sama dengan yang anak-anak Eropa mainkan dengan terjamin keamanan dan kesehatannya,” ujar Basuki.
Selain permainan anak berstandar internasional, Basuki mengingatkan RPTRA merupakan arena interaksi antarwarga sehingga harus juga dilengkapi sejumlah fasilitas lain, khususnya yang menunjang kegiatan kemasyarakatan dan ramah terhadap penyandang disabilitas dan orang lanjut usia (lansia).
Itu seperti yang ada di RPTRA Baung yang dibangun dengan dana CSR PT Nestle Indonesia. Sejumlah fasilitas pendukung lain ialah ruang serbaguna, ruang perpustakaan, ruang pengelola, ruang bina keluarga lansia (BKL), ruang laktasi, PKK mart, pantry, gudang, toilet disabilitas, toilet umum, dan di luar dilengkapi area refleksi, area bermain, amphiteater, kolam gizi, jogging track, lapangan futsal dan basket, taman hatinya PKK, dan taman hidroponik. RPTRA seluas 1.800 meter persegi itu merupakan RPTRA ketiga di Kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan. RPTRA Baung menjadi RPTRA ke-12 yang didanai swasta di wilayah Jakarta Selatan yang kini secara total telah memiliki 36 RPTRA. Basuki menargetkan tahun ini bisa meresmikan 200 RPTRA di seluruh Jakarta dengan komposisi 100 RPTRA dibiayai pemda, sedangkan 100 lainnya dibiayai CSR. (Gnr/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved