Hulu tidak Digarap, Normalisasi Bisa Sia-Sia

NORMALISASI kali, sebut pakar teknik sumber daya air dari Universitas Gadjah Mada Prof Dr Ir Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE, belum bisa menjamin bakal membebaskan Jakarta dari banjir.

Normalisasi itu, sebutnya, harus dibarengi upaya pengendalian limpasan air dari hulu sungai.

"Walau Jakarta sudah menormalisasikan sungainya, banjir akan tetap terjadi jika bagian hulunya tidak dikendalikan limpasan hujannya. Jika Jakarta tidak dapat mengendalikan ekstraksi air tanahnya sehingga subsidence muka tanahnya tidak terkendali, banjir akan tetap terjadi di Jakarta, apalagi jika kapasitas sungainya mengecil," kata dia.

Keadaan banjir, sambungnya, akan makin parah pada saat elevasi muka air tempat pembuangan air sungai di pantai utara Jakarta menjadi lebih tinggi dari-pada muka tanah Jakarta Utara. Hal tersebut dapat saja terjadi jika muka tanah mengalami penurunan secara berlebihan atau karena muka air laut yang naik akibat efek perubahan iklim.

Dengan elevasi muka air tempat pembuangan air sungai di pantai utara Jakarta yang semakin tinggi dari muka tanah Jakarta Utara, kapasitas pembuangan sungai-sungai di Jakarta ke laut akan semakin kecil.

Budi juga melihat di daerah yang sangat landai seperti Jakarta, energi untuk mengalirkan air kali ke laut sangat kecil karena kemiringan hulu-hilir yang sangat kecil.

Karena itu, Jakarta harus memperlebar saluran drainase guna menambah kapasitas tampung air dari hulu, bukan memperdalam saluran.

Sementara di Jakarta, banjir yang sempat menggenangi sejumlah permukiman di sekitar aliran air Kali Ciliwung pada Selasa (21/2) , benar-benar sudah surut kemarin pagi.

Di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, misalnya, genangan air sudah tak ada lagi. Padahal sebelumnya, banjir setinggi 100 cm sempat merendam kawasan tersebut.

Warga yang sebelumnya sempat mengungsi, mulai kemarin membersihkan rumah mereka yang dipenuhi lumpur.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan upaya penanganan banjir di Ibu Kota masih menghadapi sejumlah kendala. "Salah satunya adalah normalisasi sungai dan waduk yang sampai sekarang masih berjalan, belum menyeluruh," kata Ahok di Balai Kota.

Kali yang harus dinormalisasi itu ialah Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, dan Kali Sunter. (AT/AU/Aya/Ant/J-1)