Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Empat Hari Banjir Genangi Harapan Baru

Gana Buana
23/2/2017 09:13
Empat Hari Banjir Genangi Harapan Baru
(Antara/Risky Andrianto)

RATUSAN rumah warga di dua RW Perumahan Harapan Baru II, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, sudah empat hari masih terendam banjir. Air yang menggenangi permukiman kian tinggi setelah tembok saluran air jebol pada Selasa (21/2) .

"Meski banjir di Jakarta sudah surut, banjir di Bekasi masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Di lingkungan kami, banjir sudah terjadi sejak Minggu (19/2) pagi. Airnya lama surut karena tembok pembatas saluran air utama di Jalan Cenderawasih jebol," kata pengurus RT 006/RW 02 Harapan Baru II, Irwan, kemarin.

Banjir mencapai puncaknya saat tembok pembatas saluran air jebol. Saat itu ketinggian air mencapai 60 sentimeter.

Akibatnya, warga di RW 02 dan RW 03 terisolasi karena akses jalan utama yakni Jalan Raya Harapan Baru II tergenang banjir dan tidak bisa dilintasi kendaraan. "Warga sampai tidak bisa keluar rumah untuk mencari makan dan minum," katanya.

Banjir di kawasan itu dipicu dua sumber air, yakni hujan yang berkepanjangan serta limpasan air kiriman dari Kali Cakung yang melampaui kapasitas tampung saluran air.

"Biasanya kalau hanya hujan, airnya bisa cepat surut, paling lama 2 jam. Tapi karena volume air hujan berbarengan dengan luapan air Kali Cakung, air jadi tergenang sampai hari ini," kata Irwan.

Untuk menahan luapan air kali itu, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) mulai kemarin membangun beronjong di sepanjang tembok pembatas yang jebol tersebut.

"Penanganan darurat kami lakukan dengan memasang beronjong atau kawat pengikat batu kali di sepanjang tembok pembatas saluran air yang jebol," kata Kepala BBWSCC, T Iskandar, kemarin.

Berdasarkan pantauan hingga kemarin sore, tinggi genangan air masih 40 sentimeter di kawasan dekat saluran air tersebut.

Terserang penyakit
Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat ada 764 warga yang menjadi korban penyakit akibat banjir tersebut. Penyakit yang diderita mereka antara lain infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, juga gatal-gatal.

Hingga Rabu (22/2) petang, jumlah penderita bahkan terus bertambah.

"Jumlah penderita gatal-gatal sampai saat ini mencapai 426 orang, ISPA mencapai 217 orang, dan diare sebanyak 121 orang. Ratusan warga itu terserang penyakit karena lingkungan mereka kurang bersih atau dekat dengan lokasi banjir," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, kemarin.

Meski jumlah warga yang terserang penyakit cukup banyak, dia memastikan stok obat untuk warga dalam kondisi aman. Mereka telah mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya.

"Untuk stok obat, kita tetap aman dan petugas kesehatan juga telah disediakan di tempat pengungsian atau siaga di puskesmas," ujar Kusnanto.

Berdasarkan data yang dapat dihimpun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi menyatakan hampir 98% banjir yang melanda wilayah setempat sudah surut. Hingga saat ini, petugas tengah membantu warga membersihkan sisa-sisa lumpur bekas banjir tersebut.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BPBD Kota Bekasi Edy Sukamto mengatakan 2% wilayah yang masih mengalami banjir ialah Perumahan Bumi Nasio di Kecamatan Jatiasih, juga Perumahan Harapan Baru II dan Kalibaru di Kecamatan Medansatria. Rata-rata, kata dia, ketinggian air saat ini mencapai 5-20 sentimeter. (Ant/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya