Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menuju Jakarta Bebas Banjir

Ghani Nurcahyadi
03/2/2017 08:14
Menuju Jakarta Bebas Banjir
()

MUSIM penghujan telah tiba. Hujan dengan intensitas yang masih ringan sudah mengguyur Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir.

Namun, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Husein Murad, warga Jakarta kini tidak perlu terlalu khawatir karena titik-titik wilayah yang berpotensi banjir sudah jauh berkurang. Sebelumnya, dari 267 kelurahan yang ada di Ibu Kota, 70 kelurahan di antaranya menjadi langganan banjir. Namun, kini tinggal 25 kelurahan yang masih berpotensi banjir.

"Awal Februari ini diprediksi puncaknya musim hujan. Namun, saya optimistis musim penghujan tahun ini tak akan menyebabkan banjir besar di Jakarta," ujarnya.

Optimismenya itu karena melihat kerja keras Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama dalam menormalisasi sejumlah sungai di Jakarta. Sungai-sungai yang airnya kerap meluap karena daya tampungnya mengecil akibat tergerus permukiman, kini sudah dikembalikan lagi ke lebar dan kedalamannya semula.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono yang menggantikan sementara Ahok karena sedang cuti kampanye mengungkapkan apresiasinya atas berkurangnya titik banjir di Jakarta saat ini.

Dalam apel kesiapsiagaan antisipasi bencana beberapa waktu lalu, ia menyebut Jakarta kini hanya berpotensi terjadi genangan jika hujan turun. Padahal, wilayah sekitar Jakarta, seperti Bekasi, Tangerang, dan Bandung, mengalami banjir.

Berkurangnya titik banjir di Jakarta, menurut Sumarsono, merupakan akumulasi dari kinerja jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hampir seluruh tali air dan sungai dikeruk sehingga tidak ada lagi sampah yang menghambat jalannya air.

Sumarsono menilai keberadaan pasukan oranye, pasukan biru, dan pasukan hijau sudah optimal dalam bekerja. "Ini menakjubkan. Saya tidak melihat banjir di Jakarta. Ini akumulasi kinerja saudara-saudara dalam membersihkan saluran-saluran penghambat banjir," puji dia.

Kendati demikian, Sumarsono menegaskan tetap menyiagakan ribuan petugas untuk mengantisipasi bencana banjir di musim hujan ini. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan curah hujan tinggi berpotensi terjadi.

Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendrawan menambahkan, meski potensi banjir sudah berkurang saat ini, genangan masih berpotensi terjadi di beberapa titik.

"Namun, genangan paling hanya semata kaki. Dalam waktu 45 menit-1,5 jam sudah surut. Tidak ada lagi genangan berjam-jam," jelas Teguh.

Ia juga menambahkan, dari 103 sungai yang mengalir di Jakarta, belum semuanya bisa dinormalisasi dalam waktu cepat. Itu disebabkan program penertiban di kawasan yang terlarang bagi berdirinya bangunan di pinggir sungai bukanlah pekerjaan mudah.

Meski demikian, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk mencegah meluapnya air sungai, antara lain memasang embung, pompa, dan mengeruk sampah dari sungai guna menambah daya tampung air.

Normalisasi Kali Krukut
Salah satu sungai yang masih terkendala dalam normalisasi ialah Kali Krukut.

Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengaku pihaknya memiliki banyak pekerjaan rumah karena prosesnya sempat tertunda.

"Program normalisasi Kali Krukut itu melintasi 16 kelurahan dan ini luar biasa. Sampai sekarang belum bisa terealisasi," terang Sumarsono.

Ia berupaya menggenjot pengerjaan normalisasi Kali Krukut agar dapat rampung pada 2017.

Menurutnya, kendala terbesar yang dialami Pemprov DKI Jakarta ialah pembebasan lahan yang memerlukan waktu panjang. Hal itu terutama disebabkan harga lahan yang melangit karena area tersebut masuk kawasan elite. (Aya/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya