Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
HAMPIR tiga bulan posisi Gubernur DKI yang dijabat Basuki Tjahaja Purnama digantikan Plt Sumarsono. Wujud fisik Jakarta kini menjadi semrawut. Salah satunya kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kemarin siang, kawasan Stasiun Tanah Abang begitu riuh. Laju kendaraan kerap terhambat akibat angkutan umum yang ngetem. Pejalan kaki harus berbagi tempat dengan para pedagang. Di seberangnya muncul pasar kaget yang memakan badan trotoar.
Area Stasiun Tanah Abang sesungguhnya memiliki pedestrian yang layak secara fisik. Dengan lebar hingga 6 meter, pedestrian membentang hampir 1 kilometer.
Ketika itu Ahok melihat area stasiun banyak dilalui pejalan kaki. Baru pada November 2016 proyek trotoar di depan Stasiun Tanah Abang selesai dikerjakan. Sayang, lemahnya pengawasan membuat pedestrian yang menjadi proyek percontohan pembangunan trotoar di DKI Jakarta itu akhirnya diokupasi pedagang kaki lima.
Hanya dua petugas Satpol PP yang terlihat mengawasi dengan duduk di pinggir trotoar. Di Minggu, mereka seharusnya bertugas bersama enam rekan mereka, tapi yang keempat rekan mereka hilang entah ke mana.
Tinggal dua orang. Itu pun tidak tahu harus berbuat apa. Mereka duduk santai di antara puluhan pedagang kaki lima yang semestinya mereka tertibkan. Tampak tak ada rasa canggung antara kedua belah pihak. Semestinya, dalam posisi ini, mereka pihak yang berseberangan.
Ketika ditanya apakah para pedagang itu memiliki izin menggelar jualan di sepanjang pedestrian, anggota Satpol PP itu mengatakan, "Ya, jelas enggak boleh." Namun karena rasa kasihan, dia membiarkan sebab pedagang juga butuh nafkah untuk membiayai keluarga.
"Yang penting aman saja," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni yang sedang melintasi area trotoar depan Stasiun Tanah Abang memandang penataan kota di beberapa titik Jakarta telah kembali semrawut.
Kawasan Tanah Abang ialah salah satunya. "Ini teman-teman bisa lihat, sekarang pejalan kaki tidak bisa menggunakannya," kata Toni.
Selama menjabat gubernur, menurut Toni, Ahok tak hanya membangun secara fisik, tetapi juga membangun kultur pelayanan publik yang lebih ramah bagi masyarakat. Apa yang tampak di Tanah Abang baginya merupakan salah satu contoh pada tatanan kota yang terlihat. Lebih dari itu, dampaknya bisa merasuk hingga ke sistem birokrasi dan pelayanan publik. "Pernah tim kami turun dan mewawancarai petugas, mereka bilang mumpung Pak Ahok cuti, liburan dulu. Ini tandanya kultur belum terbentuk," jelasnya.(Nic/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved