KEJAHATAN terhadap anak sudah darurat. DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah yang rawan. Kasus pembunuhan Putri Nur Fauziah, 9, yang jenazahnya ditemukan di dalam kardus, di Kalideres, Jakarta Barat, menjadi salah satunya. Hal itu dikemukakan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait, kemarin. Data Komnas PA menunjukkan korban kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak dalam kurun waktu Januari hingga September 2015 di Tanah Air mencapai 1.726 kasus.
Dengan 52% di antaranya masuk kategori kejahatan seksual dan pembunuhan. "Peristiwa ini membuktikan bahwa Indonesia darurat kejahatan seksual anak. DKI Jakarta juga merupakan wilayah yang sangat rawan dan potensial terhadap kejahatan seksual serta ancaman bagi anak-anak," ujarnya, kemarin. Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengingatkan agar segala lapisan masyarakat turut andil dalam menjamin keamanan dan keselamatan anak.
"Menjaga lingkungan dimulai dari RtTdan RW. Harus saling mengontrol jika ada kekerasan," ujarnya seusai mengikuti upacara perayaan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten. Di lain pihak, Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris mengeluhkan Indonesia yang belum memiliki sistem perlindungan anak yang komprehensif. "Upaya perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap anak masih parsial dan bergerak sendiri-sendiri," kata Fahira. Periksa saksi Perburuan terhadap pembunuh Putri saat ini masih dilakukan polisi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengungkapkan polisi sudah menemukan titik terang. "Ada dua saksi yang diperiksa intensif. Tetapi mereka belum tersangka," terangnya. Dua saksi itu merupakan warga setempat. Salah satunya merupakan seorang residivis yang dikenal suka bermain dengan anak-anak.
Sementara itu, saksi lainnya ialah seorang laki-laki yang bertempat tinggal di lokasi tempat terakhir korban terlihat. Saksi itu diperiksa setelah anjing pelacak polisi berhenti di rumahnya. "Di gang itu disisir anggota. Anjing pelacak kami berhenti di rumah orang itu." Krishna menegaskan pemeriksaan dua orang itu masih sebagai saksi. Polisi juga akan mencocokkan DNA saksi dengan DNA asing yang menempel di tubuh korban.