Hak Pejalan Kaki masih Terampas

Gana Buana
02/10/2015 00:00
Hak Pejalan Kaki masih Terampas
(MI/Arya Manggala)
TROTOAR bersih dengan batu conblock yang tersusun rapi sehingga nyaman digunakan para pejalan kaki masih sulit ditemui di Kota Bekasi. Jalur pedestrian yang seharusnya memberikan rasa aman itu kebanyakan dipenuhi para pedagang kaki lima (PKL), motor-motor yang melintas di badan trotoar saat macet, dan parkir-parkir liar.

Fitria Fajriani, 23, warga Jalan Banteng, Kranji, Bekasi Barat, mengaku kesal bila berjalan di trotoar sekitar Stasiun Kranji, Jalan Sudirman, Bekasi, menuju rumahnya yang terletak di seberang stasiun. Kondisi trotoar di sana hampir rata dengan badan jalan membuat pengendara motor mengambil alih jalur pejalan kaki untuk dilalui.

"Saya kesalnya itu saat ada motor naik ke trotoar. Pengendara motor enggak mau mengalah sama pejalan kaki," keluhnya saat ditemui, beberapa waktu lalu.

Menurut Fitria, kondisi tersebut berlangsung setiap kali ia melintas. Meskipun sekitar 50 meter dari pintu keluar Stasiun Kranji ada pos jaga polisi lalu lintas wilayah Polsek Bekasi Kota, hal itu tidak membuat pengendara motor ciut nyali melanggar aturan. "Ini juga polisinya diam saja."

Angga Sardika, 35, menjadi salah satu pengendara motor yang nekat melajukan kendaraan di atas trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Kranji, Bekasi Barat, saat kondisi jalanan padat. Tinggi trotoar yang kurang dari 30 cm membuatnya dengan mudah menaik-turunkan kendaraan di trotoar.

Angga berdalih terpaksa melintas di atas trotoar karena harus bergegas menuju tempat kerjanya di kawasan Jakarta Industrial East Park (JIEP), Jakarta Timur. Kemacetan di sepanjang Jalan Sudirman hingga Sultan Agung kerap memakan waktu lama dan membuatnya bisa terlambat menuju tempat kerja. "Aduh, saya buru-buru. Kalau pagi saya harus tepat waktu ke kantor. Kemacetan bikin waktu di jalan tidak bisa diprediksi."

Dalam menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi Arief Maulana menyampaikan rencana pembenahan jalur-jalur pedestrian memang baru digulirkan pada 2014. Beberapa jalur pedestrian dalam rencana perbaikan pada tahun anggaran 2015. "Ada beberapa yang memang akan diperbaiki. Perbaikan jalur pedestrian memang baru dilakukan tahun ini," terangnya.

Ia mengakui hampir seluruh jalur pedestrian yang ada di Kota Bekasi, khususnya di jalan protokol, dalam kondisi rusak. Beberapa jalur pedestrian Kota Bekasi yang menjadi prioritas perbaikan yakni di Jalan Ahmad Yani sepanjang 500 meter, Jalan Cut Meutia-Jalan Ir H Juanda sepanjang 2 kilometer, Jalan Sultan Agung (berbatasan dengan Jakarta Timur)-Jalan Sudirman-Jalan Ir H Juanda sepanjang 5 kilometer, serta Jalan Hasibuan-Jalan Chairil Anwar sepanjang 200 meter.


Anak sekolah melintas di samping trotoar yang rusak di Jalan Jenderal
Sudirman, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (15/9).
Foto: Arya Manggala


Selain itu, jalur pedestrian yang ada di beberapa akses jalan yang menuju jalan protokol pun akan segera diperbaiki, seperti di putaran Jalan Pramuka-Veteran sepanjang 4 kilometer, serta Jalan Sesan Aswan sepanjang 2 kilometer.

"Memang sedikit, tetapi jaraknya panjang-panjang. Yang sudah diperbaiki sebagian Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan Pemkot Bekasi sekitar 50 meter."

Arief menjelaskan, untuk perbaikan jalur pedestrian tersebut, dialokasikan anggaran sekitar Rp3 miliar dari pos anggaran pemeliharaan jalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi 2015. Bentuk perbaikan yang akan dilakukan ialah pemasangan conblock serta pengurukan ulang agar jalur pedestrian yang telah terkikis bisa tinggi kembali. Minimal, ia memiliki tinggi sekitar 50 sentimeter hingga 60 sentimeter sehingga tidak mudah diterabas para pengendara sepeda motor.

Tak hanya itu, khusus di jalan Jalan Pramuka-Jalan Veteran, batu conblock yang ada akan diganti dengan batu alam. Hal itu bertujuan agar pejalan kaki merasa aman. Ornamen yang akan dipilih pun akan membantu pejalan kaki menikmati perjalanannya.

"Di sana kan alun-alun Kota Bekasi berada, maka akan dibuat lebih bagus sebagai percontohan agar pejalan kaki yang memalui bisa menikmati ornamen yang ada. Jadi saat berjalan di sana tak terasa tempat tujuan sudah sampai," kata Arief.

Tahap lelang
Pembangunan jalur pedestrian cantik di sepanjang Jalan KH Noer Ali yang sudah direncanakan sejak lama juga belum direalisasikan Pemerintah Kota Bekasi. Sesuai dengan konsep, area sepanjang kurang lebih 5.000 meter dengan luas 31.717 meter persegi di sisi utara Jalan KH Noer Ali akan diatur peruntukannya sebagai jalur sepeda, jalur pejalan kaki, taman pembatas, kantong PKL, serta kantong parkir bersama.

Arief mengungkapkan, secara konsep, wajah baru jalur pedestrian sudah dalam perencanaan dinas tata kota sejak 2014. Implementasinya, Rp15 miliar untuk perbaikan jalur pedestrian di Jalan KH Noer Ali didapat dari dana bantuan Provinsi Jawa Barat.

Penataan jalur tersebut, ungkap Arief, bukan hanya menata jalur pedestriannya saja. Sistem saluran di jalur tersebut pun akan ditata sehingga mampu menampung utilitas di atasnya. Pemasangan kamera pemantau atau closed circuit television (CCTV) juga akan dilakukan dengan tujuan memudahkan pembersihan saluran (gorong-gorong) di jalur pedestrian tersebut.

Namun, sayangnya, rencana Pemerintah Kota Bekasi itu masih dalam tahap lelang sehingga target selesainya belum bisa dipastikan. "Sepertinya baru bisa selesai akhir 2015, padahal harusnya Maret sudah selesai, tapi terkendala proses lelang," pungkasnya.(J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya