PENGGUNA kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek boleh lega, sebab seluruh rangkaian KRL bakal ditambah menjadi 12 gerbong dari sebelumnya 10 gerbong, guna meningkatkan daya angkut dan mengurangi penumpukan penumpang di stasiun.
Di penghujung tahun ini, sarana dan prasarana terkait dengan rencana itu ditargetkan sudah dapat dioperasikan secara optimal, atau sebelum KRL formasi 12 gerbong beroperasi di seluruh jalur pada 2016.
Pada tahap awal, penambahan gerbong dilakukan pada rangkaian kereta di jalur Bogor-Jakarta Kota dan Bekasi-Jakarta Kota.
Prioritas itu dilakukan lantaran kedua rute angkutan massal tersebut merupakan jalur perjalanan terpadat.
Bahkan, uji coba rangkaian KRL yang terdiri dari 12 gerbong sudah dilakukan pada satu rangkaian di jalur commuter line Bogor-Jakarta Kota sejak 7 September lalu.
Terkait dengan rencana tersebut, peron di stasiun yang dilintasi juga ikut diperpanjang, sebab berdasarkan pantauan di lapangan, seluruh stasiun lingkar Jabodetabek hanya memiliki daya tampung peron untuk rangkaian KRL hingga 10 gerbong.
Direktur PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila mengatakan penambahan gerbong dilakukan karena jumlah penumpang yang memanfaatkan moda transportasi massal berbasis rel tersebut terus meningkat.
Berdasarkan data PT KCJ, saat ini jumlah penumpang commuter line mencapai sekitar 914 ribu orang per hari.
"Penambahan gerbong pada rangkaian KRL untuk memenuhi target jumlah 1,2 juta penumpang per hari pada 2019. Perkembangan di lapangan cukup signifikan. Akhir 2014, jumlah penumpang KRL sekitar 850 ribu orang per hari. Lalu akhir semester I atau Juni 2015, lonjakannya sudah ada di angka 914.840 orang per hari," katanya, Senin (28/9).
Ia mengatakan pesatnya pertumbuhan penumpang KRL sudah tidak mungkin diakomodasi melalui penambahan jadwal perjalanan KRL, sebab sampai saat ini rata-rata headway atau waktu tunggu antarkereta berlangsung setiap 5 menit.
Dari jumlah penumpang KRL yang ada, PT KCJ mengoperasikan rangkaian kereta untuk 884 perjalanan per hari.
Namun, ia mengakui penambahan rangkaian KRL bukan tanpa kendala.
Persoalannya, seluruh peron stasiun commuter line hanya didesain untuk panjang kereta delapan dan 10 gerbong.
"Jadi masih ada dua gerbong yang belum dapat peron. Untuk itu, penambahan peron sangat mendesak. Penambahan rangkaian harus dibarengi pembangunan prasarana yang mencukupi," tuturnya. 17 stasiun Meski demikian, pengoperasian KRL 12 gerbong yang telah mulai diuji coba sejak 7 September lalu akan terus ditambah.
"Sambil menunggu pembangunan peron stasiun, secara bertahap akan terus dioperasikan KRL 12 gerbong. Setidaknya sampai akhir 2015 akan ada sembilan KRL 12 gerbong yang beroperasi," papar Humas PT KCJ Adli Hakim Nasution.
Penambahan panjang peron di relasi Bogor-Jakarta Kota tahap awal mulai dilakukan dari Stasiun Bogor sampai Stasiun Tebet.
Sementara itu, relasi Bekasi-Jakarta Kota ada dua stasiun yang ditunda untuk direvitalisasi, yakni Stasiun Bekasi dan Cakung.
"Dalam waktu dekat, pembangunan peron diutamakan dilakukan di stasiun-stasiun padat penumpang. Namun, nantinya pembangunan serupa juga akan dilakukan di seuruh stasiun. Untuk dua relasi (Bogor-Jakarta Kota dan Bekasi-Jakarta Kota) harus sudah selesai akhir tahun ini. Di jalur Bogor-Jakarta Kota ada 17 stasiun yang peronnya ditambah," urainya. (J-2)