WAH...susah banget mencari lokasi Balai Kota, DKI Jakarta, keluh Nia, 26, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kemarin. Nia yang berboncengan sepeda motor dengan adiknya, menyesalkan minimnya petunjuk jalan menuju Balai Kota. Dia sempat memutar jauh akibat tidak tahu bahwa lokasi parkir harus melalui Gedung DPRD di Jalan Kebon Sirih.
Nia yang mengetahui Balai Kota dibuka untuk umum, kemarin, penasaran ingin mengunjunginya. Sebelum berangkat, dia mencari-cari alamatnya melalui internet, tetapi sempat kebingungan karena tidak ada spanduk atau pelang bertuliskan Balai Kota.
"Saya tahunya di Jalan Medan Merdeka Selatan. Enggak tahunya motor tidak boleh lewat depan, harus memutar lagi lewat belakang, DPRD.
Sebaiknya ada petunjuk lalu lintas atau tulisan Balai Kota DKI yang besar biar orang tahu sini. Saya tanya-tanya satpam sebelum sampai sini," ujar Nia kepada Media Indonesia.
Keluhan Tati, lain lagi. Mahasiswa PTS di Depok ini mengaku penasaran ke Balai Kota Jakarta karena ingin mengetahui lebih jauh tentang Jakarta. Namun, kenyataan tidak sesuai harapannya. Misalnya, runtutan kepemimpinan di DKI Jakarta, bagaimana Jakarta tempo dulu dan dinamika yang terjadi selama gubernur-gubernur terdahulu.
"Misalnya, Gubernur Ali Sadikin yang katanya berjasa dalam membangun Jakarta. Gubernur lain juga demikian, jangan hanya Ahok. Nanti kan bisa dinilai Balai Kota bukan tempat wisata, tapi tempat kampanye," ujar mahasiswa komunikasi semester 7 ini.
Harapan Tati direspons Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, panggilan akrab gubernur, meminta di ruang Balai Agung diputarkan film-film perjuangan dan diorama perjalanan Jakarta agar warga Jakarta mengetahui sejarah Jakarta dan kepemimpinan gubernur terdahulu. Ahok meminta masyarakat menjaga kebersihan selama melihat-lihat Balai Kota.
"Jadi, warga kita juga kan banyak yang belum tahu gubernur dulu seperti apa. Pak Ali Sadikin, Pak Soewirjo, Pak Heng Ngantung. Mereka ganteng dan cakep-cakep, lho. Prestasi mereka juga bagus-bagus. Saya harap nanti bisa belajar dari mereka," ujar Ahok yang datang pada pukul 10.40 WIB.
Ahok berharap wisata Balai Kota juga bisa dijadikan ajang pameran bagi para ibu rumah tangga serta warga lainnya yang memiliki produk rumahan secara gratis. Tak hanya itu, Dinas Tenaga Kerja pun diharapkan mampu membuka informasi pelatihan kerja di sana.
Kepala Biro Umum, Agustino Dharmawan, mengatakan evaluasi akan terus dilakukan untuk menyempurnakan wisata akhir pekan di Balai Kota. Pihaknya juga akan memajang tulisan Balai Kota di depan gedung. Sebab, sampai saat ini tulisan Balai Kota terletak di atas atap lobi Gedung Blok G yang cenderung kurang dilihat oleh warga.
Wisata Balai Kota untuk objek dalam ruangan baru dimulai pukul 09.00-17.00 WIB, sedangkan di luar ruangan 09.00-20.00 WIB. Selain ruang kerja gubernur, ruang lain bisa dilihat pengunjung.