Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Kumpulan Berita DPR RI
SUNARTO, 61, tengah memilah-milah sakelar dan suku cadang jam dinding. Tangannya yang renta masih cekatan, menyiapkan meja untuk menggelar dagangannya di Pasar Jembatan Item, Jakarta Timur. Ia tetap bersyukur. Meski harga barang dagangannya tidak seberapa, ia tetap mampu menghidupi keluarganya. “Alhamdulillah ... dari jualan barang bekas, dua anak saya bisa lulus SMA dan bisa makan tiga kali sehari,” ungkap Narto, Kamis (6/10).
Sunarto mengaku sudah 10 tahun berjualan di pasar itu. Kini anak-anaknya sudah bisa mandiri walau tidak mengenyam pendidikan di bangku perguruan tinggi. Ia ingin anak-anaknya bisa sekolah hingga bergelar sarjana, tapi melihat biaya kuliah yang besar hasrat itu hanya dipendamnya. Apalagi, barang-barang dagangannya yang paling mahal hanya puluhan ribu rupiah saja.
“Ya ... ada saja orang yang datang dan membeli dagangan saya. Jadi setiap hari saya selalu pegang uang. Lumayanlah untuk ditabung,” ujar bersyukur. Barang yang akan dijualnya, Sunarto menjelaskan, biasanya didapat dari orang-orang yang bekerja di sebuah proyek bangunan. Ada juga yang memang didapat dari pemulung. Namun, sebagian besar barang itu didapatnya dengan gratis.
Seperti Sunarto, pedagang lainnya, Atcep, 53, juga tetap bisa hidup walau barang-barang bekas yang dia jual harganya sangat murah. Padahal, kebanyakan barang yang dijualnya benar-benar sudah tidak bisa dipakai, seperti pena tanpa tinta, senter yang kacanya pacah, dan gagang telepon. Menurut pengakuannya, barang semacam itu tetap saja ada pembelinya. Karena itu, dia pun tidak pernah takut tidak punya uang sehari pun.
Rezeki sudah ada yang mengaturnya, yakin Atjep. Baik Sunarto maupun Atjep menjelaskan Pasar Jembatan Item menjadi tempat mencari nafkah bagi para pedagang loak. Aktivitas di sana sudah ramai sejak subuh. Saat itulah banyak pedagang dari luar Pasar Jembatan Item ikut mencari keuntungan. Barang-barang yang dijual lebih beragam. Soal harga sangat terjangkau meski bekas masih bisa berfungsi optimal, seperti kamera digital dan ponsel pintar.
“Saat subuh, ramainya minta ampun. Para pembeli ada dari pedagang Jalan Surabaya atau Pasar Poncol. Di sini, mereka beli dengan harga murah. Bagi kami tidak ada masalah, yang penting bisa dapat untung,” timpal Nanang, 34, salah satu pedagang di sana. Dari keuntungan itu, biasanya para pedagang Pasar Jembatan Item membeli barang bekas dari pusat barang-barang yang didapat pemulung di kawasan Bogor, Tangerang, dan Bekasi. (Budi Ernanto/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved