Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
WISATAWAN yang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat, kini bisa leluasa menikmati jejak sejarah di sana. Biasanya, mereka kerap diganggu dengan ramainya pedagang kaki lima (PKL) di sana. Sejak Pemerintah Kota Jakarta Barat melakukan penataan PKL, kawasan Kota Tua steril dari PKL. Para pedagang dipindahkan ke kawasan Jalan Cengkeh yang lokasinya tak jauh dari area Taman Fatahilah. Namun, dari total 382 pedagang yang dipindahkan, hanya ada beberapa yang berjualan di kawasan Jalan Cengkeh. Pedagang mengeluhkan sepinya pengunjung di kawasan rest area wisatawan Kota Tua itu.
Berdasarkan pantauan, akhir pekan lalu, terlihat puluhan gerobak di lapak yang disediakan masih ditutupi terpal.
Hanya terlihat sekitar 15 gerobak yang membuka dagangan. Mereka umumnya menjual makanan dan minuman. "Di sini masih sepi. Pedagang yang lain mungkin malas. Biasanya berjualan dulu di luar, di Jalan Kunir, habis magrib baru pada balik lagi ke sini," kata Tarmini, 41, salah satu pedagang di kawasan Jalan Cengkeh. Tarmini memilih tetap berdagang di sana meski terbilang sepi pembeli. Ia yakin nantinya kawasan Kota Tua yang memiliki luas sekitar 1,2 hektare itu akan ramai pengunjung. Apalagi, kata dia, beberapa fasilitas penunjang juga mulai dibangun. "Ya sekarang kan kaya lampu (penerang) sudah mulai dipasang, ada toilet (portabel) juga, pengunjung bisa nyaman. Ya semoga bisa cepat ramai," harap Tarmini.
Tidak semrawut
Hal itu diamini Johan, 31, wisatawan yang datang ke kawasan jalan Cengkeh. Menurutnya, kondisi kawasan Kota Tua saat ini lebih nyaman untuk bisa dikunjungi. Menurutnya, Kota Tua lebih rapi dan ia bisa menikmati dengan nyaman.
Jika ingin makan, tak semrawut seperti dulu ketika PKL masuk hingga ke lokasi wisata. Menurut warga Kalideres, Jakarta Barat, iti, lokasi pedagang berjualan sudah tepat karena digabung bersama lokasi parkir pengunjung di Jalan Cengkeh.
"Jadi habis jalan-jalan di (Taman) Fatahilah atau ke museum-museum lain, sekalian makan di sini," ujarnya. Dari pantauan di Taman Fatahilah, tak lagi tampak pedagang wara-wiri berjualan di sana. Lorong Virgin yang semula menjadi tempat para PKL berjualan pun sudah ditutup dengan pagar seng. Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat, Sonar Sinurat, mengatakan pihaknya terus berupaya menarik pengunjung ke Jalan Cengkeh.
Misalnya, kata Sonar, papan informasi pengunjung ihwal pemindahan pedagang ke Jalan Cengkeh juga telah disebar di beberapa titik di kawasan Kota Tua. Pihaknya juga telah berkoodinasi dengan Dinas Perhubungan DKI agar pengguna kendaraan pribadi dipusatkan di Jalan Cengkeh. "Mereka parkir di sana, tinggal Jalan kaki 30 meteran ke kawasan Taman Fatahilah," ujar Sonar. Selain itu, ungkap Sonar, kelengkapan sarana penunjang seperti lampu penerangan, tenda rehat, juga telah ditambah. Termasuk panggung hiburan juga sudah disiapkan. Semula, jelas Sonar, ada 415 pedagang yang didata untuk bisa berjualan di Jalan Cengkeh. Namun, hanya 382 pedagang yang mendaftarkan diri untuk berjualan di lokasi tersebut. Mereka wajib mengikuti aturan yang telah ditentukan Pemprov DKI Jakarta. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved