Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Keliling Jakarta Bersama Mpok Siti

Yanurisa Ananta
14/9/2016 05:40
Keliling Jakarta Bersama Mpok Siti
(Antara)

TINGGINYA antusiasme warga Jakarta berwisata keliling kota menggunakan bus City Tour mendorong PT Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta) menggandeng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat untuk menyiapkan sebuah tema wisata baru. Jika sebelumnya wisatawan yang menentukan sendiri tempat-tempat perhentiannya, ke depannya, bus City Tour yang akan menentukan destinasi wisata bagi penumpang. “Kita sedang jajaki kerja sama bersama Dinas Pariwisata DKI Jakarta dengan konsep tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Misalnya, museum, tempat penjualan kerajinan tangan, atau pertunjukan kesenian. Rencananya, tiap bus diarahkan untuk berhenti agar penumpang bisa menikmati beberapa saat, lalu lanjut lagi ke destinasi berikutnya,” ungkap Direktur Utama PT Trans-Jakarta Budi Kaliwono, beberapa waktu lalu. Dalam catatannya, sejak diluncurkan pada 24 Februari 2014, wisatawan yang menggunakan bus gratis itu terus meningkat. Di akhir pekan, wisatawan bahkan bisa sampai tidak kebagian tempat duduk di bus tingkat itu karena jumlah penumpang yang membeludak. Saat ini, bus wisata itu berjumlah 8 unit, dengan rincian 5 unit milik Pemprov DKI Jakarta dan sisanya pemberian dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dari PT Coca Cola, PT Alfamart, dan PT Tower Bersama Infrastruktur Group. Bus datang tiap 15 menit sekali di halte-halte yang berambu bus tingkat bertuliskan ‘City Tour’. Para penggunanya kerap menjuluki bus berpenampilan mentereng dan mencolok itu dengan nama ‘Mpok Siti’. Julukan itu merupakan plesetan dari kata ‘City’, sekaligus untuk disematkan kepada pengemudinya yang keseluruhannya merupakan perempuan. Dengan tema baru nanti, kata Budi, wisatawan tidak hanya diajak mengitari tempat-tempat terkenal di Jakarta seperti Museum Gajah, Monas, dan Pasar Baru. Para penumpang nanti akan diberi waktu yang cukup untuk menikmati destinasi wisata itu sembari ditunggui Bus City Tour.

Menggunakan kartu
Terkait dengan perubahan model berwisata bersama bus gratis itu, Pemprov DKI Jakarta juga akan menerapkan sistem tap in-tap out kepada para pe­numpangnya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin di setiap bus dilengkapi alat untuk tap in-tap out. Tujuannya ialah untuk mendapatkan data dari penumpang sehingga bisa meningkatkan pelayanan. “Saya mau juga bus gratis itu ada tap in-tap out. Jadi kami berikan masyarakat gratis, tapi dengan syarat semua harus pakai kartu,” kata Ahok. Dengan cara itu, sambungnya, pihaknya juga bisa mengetahui pola perjalanan para wisatawan. Apalagi dalam waktu dekat pihaknya juga akan menambah armada bus gratis itu. “Saya mau bus gratis itu juga sampai Tanah Abang dan Kota Tua. Jadi kami tahu lokasi-lokasi penumpang naik dan turun,” jelas Ahok. Penerapan sistem tap in-tap out juga bagian dari rencana Pemprov mewujudkan Jakarta sebagai kota dengan masyarakat yang tidak lagi bertransaksi dengan uang tunai (cashless society city). Pemprov akan membiasakan warga Jakarta menggunakan kartu, baik kartu debit, kartu kredit, maupun kartu e-money. Untuk itu, Pemprov telah bekerja sama dengan enam bank yang melayani e-money, di antaranya Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Mega, dan Bank DKI. “Kita mau mempromosikan Jakarta sebagai cashless Society city. Kamu mau ke Monas mesti pakai kartu, makan juga nanti menggunakan kartu, naik bus juga pakai kartu,” terang Ahok. Saat ini, proses pengadaan alat tap itu masih dalam tahap tender. Sejumlah mesin tap sedang diuji di tiap-tiap bus. Pasalnya, getaran dan suhu panas mesin bus dikhawatirkan merusak mesin tap. Perhitung-an dilakukan karena harga mesin tap tersebut terbilang mahal. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya