Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pelaku Kumpulkan Anak Sekolah

Dede Susianti
03/9/2016 08:08
Pelaku Kumpulkan Anak Sekolah
(Antara/Andreas Fitri Atmoko)

TERSANGKA germo prostitusi gay daring, Aryo (AR), yang ditangkap Mabes Polri di sebuah hotel di Cipayung, Puncak, ternyata sering bolak-balik membawa anak-anak berseragam sekolah ke rumah kontrakannya, di RT 01/RW 08, Kelurahan Harjasari, Kota Bogor, Jawa Barat. Penjaga kontrakan dan Ketua RT mengaku tidak menaruh curiga karena mengira mereka cuma sekadar kumpul-kumpul.

“Setiap hari banyak anak-anak laki masih beseragam. Datang, keluar kontrakan, datang lagi kemudian ganti lagi, beda lagi orangnya,” cerita Sukarto, penjaga kontrakan di Bogor kemarin.

Ia mengaku kaget begitu mengetahui Aryo yang baru tiga bulan mengontrak itu ditangkap polisi dengan tuduhan germo prostitusi anak.

Hal serupa juga diungkapkan Bowo, ketua RT setempat. Menurutnya, ia tidak menaruh curiga. Namun, tiap kali meminta KTP tersangka yang juga penyuluh HIV/AIDS di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu, yang bersangkutan tidak memberikannya.

Di sisi lain, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih mendampingi salah seorang pelajar SMP di daerah itu yang menjadi korban prostitusi gay di Puncak.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial yang menangani anak tersebut. Informasi yang kita dapat baru satu anak menjadi korban,” kata Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti.

Menurutnya, pendampingan dan pengawasan lanjutan sangat penting karena dikhawatirkan bakal berpengaruh pada masa depan anak dan lingkungannya. Elis mengatakan ada 67 kasus perdagangan manusia yang ditangani lembaganya hingga akhir Agustus 2016.

“Hampir 70% korbannya anak-anak berusia 18 tahun. Umum­nya mereka diiming-­imingi beker­ja dengan gaji besar,” tambah Elis.

Lewat smartphone
Selain Aryo, Direktorat Kriminal Khusus Polri hingga kini telah menangkap dua tersangka lain, yakni berinisial E dan U. Menurut informasi, salah satu di antaranya dikenal dengan sebutan Obeng, pedagang sayur di Pasar Ciawi. A­kibat aksi ketiga pelaku, 103 anak di kawasan Ciawi dan Cipayung menjadi korban prostitusi.

Dari 103 orang yang menjadi korban, 27 di antaranya tergolong anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun, 72 di antaranya berusia 18 hingga 23 tahun, sedangkan 4 o­rang lainnya masih diidentifikasi. Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Kombes Agung Setya mengatakan para korban berkomunikasi dengan pelaku dan pelanggan melalui smartphone. Pelaku kemudian menjajakan para korban melalui sebuah akun Facebook.

Selain itu, penyidik juga menyita ratusan kondom dari tempat indekos Aryo yang berlabel tidak dijual. Diduga, kondom itu didapatnya dari LSM tempat ia menjadi penyuluh anti-HIV/AIDS. Hingga kini penyidik masih mendalami isi komunikasi melalui smartphone yang kini disita sebagai barang bukti. Sebab, tak menutup kemungkinan ada jaring­an serupa di daerah lain.

Di tempat terpisah, Kapolsek Ciawi Komisaris Nelson Siregar mengatakan ada tiga titik yang dijadikan prostitusi kaum gay, yakni Pasar Ciawi, rumah kontrakan sang germo, Aryo, dan parkiran Masjid Amaliyah, di Kampus Universitas Djuanda.

Nelson menambahkan, dari 103 korban Aryo, ada 5 anak warga Bogor. Kelima anak tersebut, lanjutnya, masih di Jakarta dibawa tim dari Mabes Polri.

“Kalau sudah selesai pemeriksaan dan kondisi sudah baik, akan dikembalikan kepada orangtua,” jelasnya.

Untuk pelakunya pun, menurut­nya, sudah didata. “Aryo merupakan residivis tahanan Paledang Kelas IIA Kota Bogor dengan kasus human trafficking.”

Menurut Nelson, jajaran Polsek Ciawi akan mengusut dan menyisir kontrakan. “Kami imbau masyarakat Ciawi agar jangan sampai tergiur uang Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk mau melakukan hubung­an sesama jenis,” ujarnya. (Nic/BB/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik