Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
SEJUMLAH bus angkutan perbatasan terintegrasi bus Trans-Jakarta (APTB) yang beroperasi di wilayah Bekasi mengubah rute sejak kemarin karena mereka tak lagi diperbolehkan masuk ke jalur bus khusus itu.
Oki, 26, pengemudi bus APTB jurusan Bekasi-Tanah Abang, mengatakan sudah tak lagi membawa bus yang dikendarainya melewati jalur bus Trans-Jakarta.
"Resminya hari ini (kemarin) tak boleh lewat jalur bus Trans-Jakarta, tapi umumnya sudah kami lakukan sejak ada bus Trans-Jabodetabek," ungkap Oki saat ditemui Media Indonesia, Rabu (1/6).
Bus APTB yang sebelumnya dioperasionalkan Oki menjadi bus Mayasari 07 dengan tujuan yang sama.
Bedanya, kini bus yang dibawanya dari Bekasi masuk ke Tol Dalam Kota dan baru keluar di sekitar Semanggi atau depan Kantor Polda Metro Jaya.
Selanjutnya bus akan melaju melewati daerah Sudirman, Thamrin, sampai Tanah Abang, Jakarta Pusat, melalui jalur reguler.
"Kalau dulu iya kita bawa bus masuk ke jalur bus Trans-Jakarta. Sekarang enggak lagi, kita lebih baik lewat Tol Dalam Kota, lanjut keluar polda sampai Tanah Abang, lewat jalur bus Reguler saja," jelas Oki.
Oki mengaku jauh sebelum larangan itu diberlakukan, dia tak lagi melaju di jalur bus Trans-Jakarta karena sepinya penumpang sejak bus Trans-Jabodetabek masuk hingga Bekasi pada April tahun ini.
"Ya, jadinya penumpang kita diambil semua, pindah naik bus itu. Sisanya tinggal ibu-ibu yang mau ke arah Tanah Abang atau mereka yang pulang dari Tanah Abang ke Bekasi," jelasnya.
Nur Maya, 43, salah satu penumpang Oki, mengaku tetap memilih menggunakan bus tersebut.
Dia tak mau repot berganti angkutan umum untuk sampai ke wilayah Tanah Abang karena bus Mayasari yang dinaikinya diketahui bakal menurunkan penumpang tepat di depan pusat perbelanjaan Tanah Abang.
"Ya kalau naik Trans-Jabodetabek saya hanya sampai halte Sarinah dong? Ah repot kalau harus ganti angkutan, ini saja untuk ongkos lebih mahal biarlah," jelas dia.
Meski demikian, Nur mengaku tak akan menggunakan bus bekas APTB tersebut bila tujuannya hanya sampai Pancoran karena kalkulasi ongkos yang harus dikeluarkannya jelas lebih mahal jika dibandingkan dengan tarif bus Trans-Jabodetabek.
Selisih biayanya berkisar Rp3.000 sampai Rp5.000.
"Ya kalau saya mau ke Pancoran atau daerah lain sih saya tak akan naik ini, ongkosnya lebih mahal," kilahnya. (Gan/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved