Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PEMERINTAH Kota Bekasi yakin proyek pembangunan polder air Pengasinan berfungsi. Masih banjirnya sejumlah permukiman karena debit air yang tidak mampu ditampung polder. Akibatnya, melimpas ke permukiman warga. "Kemarin, banjir di wilayah Pengasinan memang diakibatkan kapasitas kolam retensi (polder) yang tak mampu menampung air, bukan tidak berfungsi," kilah Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi. Analisa Rahmat, hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu (8/5) membuat debit air yang mengalir ke polder tidak bisa ditampung. Air yang tertampung di Polder melimpas ke saluran yang ada di sekitar. "Sedangkan, saluran pembuangan dari polder belum maksimal," jelas Rahmat. Untuk banjir yang terjadi di Perumahan Taman Narogong dan Perumahan Pondok Hijau Permai, Kecamatan Rawalumbu, Rahmat beralasan, adanya pendangkalan di saluran crossing tol, sehingga membuat laju air terhambat. Untuk itu, kali ini pihaknya tengah mengupayakan pembuatan sodetan ke beberapa saluran sekunder.
Agar, nantinya polder yang sudah dibuat tak melulu mengandalkan saluran crossing tol. Nantinya, sodetan ke saluran sekunder bisa mengurangi beban saluran crossing jalan tol. Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Tri Adhianto mengakui sebanyak 13 crossing jalan tol di wilayah setempat memang tak berfungsi maksimal. Sebab, di dalamnya terdapat sedimen yang tebal. Hal itu menghambat laju air hingga ke hilir. sedangkan debit air terus bertambah. "Lambatnya air mengalir membuat air di kali meluap. Padahal saat hujan, debitnya terus-menerus bertambah," jelas Tri. Menurut Tri, pihaknya belum bisa menormalisasi crossing jalan tol dalam waktu dekat.
Sebab, hal tersebut membutuhkan biaya yang besar dan peralatan yang lebih memadai. Sementara itu, tingkat kesulitan menormalisasi crossing tol tergolong sulit. Sebab, satu buah saluran crossing tol memiliki panjang lebih dari 50 meter. "Itu kan adanya di sisi Jalan Tol Jakarta-Cikampek, ya panjangnya sepanjang jalan tol. Jadi cukup sulit menormalisasi hal tersebut, butuh peran dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat pun harus berperan," jelas Tri.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya hanya bisa menormalisasi bagian hilir saluran crossing tol. Upaya tersebut dilakukan agar aliran saluran lancar sampai ke hilirnya. "Hanya ini yang sanggup pemerintah daerah lakukan. Untuk mengatasi banjir memang harus terintegerasi satu sama lain," tukas Tri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved