Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KOTA Depok masih kekurangan ruang terbuka hijau. Bahkan, taman bermain anak jumlahnya jauh dari cukup.
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Konservasi Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kota Depok Indra Kusuma mengatakan, penyangga Kota Depok setidaknya punya banyak ruang publik untuk bermain anak supaya anak bisa menggunakan ruang publik untuk ajang berinteraksi.
Baca juga: Kasus Tanah Munjul, Anies Kasih Arahan agar Sarana Jaya Diberi PMD
"Diperlukan banyak taman bermain anak karena keberadaan taman ini memiliki beragam fungsi selain untuk ajang interaksi masyarakat khususnya tempat bermain anak-anak, jadi masyarakat khususnya anak-anak bisa menggunakan taman seperti ini dan tidak perlu ke mal. Supaya masyarakat juga terbiasa berinteraksi di taman,” ujar Indra, Kamis (21/10).
Dikatakan, tahun ini, DLHK Kota Depok menargetkan membangun 6 taman bermain anak. Bahkan, dia mengungkapkan, 6 taman bermain anak sudah mulai proses pembangunan.
Tahun-tahun sebelumnya, katanya pihaknya telah membangun 80 taman bermain untuk anak. Namun jumlah ini dinilai kurang dari cukup.
"Memang ada 86 ruang terbuka untuk berinteraksi anak. Tapi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak diperlukan jumlah banyak," katanya.
Dijelaskan, tahun 2022 mendatang, DLHK tak menyiapkan APBD untuk pembangunan taman bermain untuk anak.
Hal ini karena terbatasnya anggaran. "Tahun depan tidak ada anggaran pembungunan taman bermain untuk anak, ":ucapnya.
Ia menginginkan seluruh masyarakat bisa menjaga dan merawat keberadaan taman bermain anak tersebut.
Dijelaskan dia, 86 ruang terbuka tidak cuma untuk anak-anak saja melainkan juga bisa dipakai untuk lanjut usia jadi lumayan nggak perlu ke tempat-tempat lain atau ke Mal.
"Pokoknya ini kita rancang untuk seluruh masyarakat dari bayi sampai orang tua, makanya harus dirawat,” tandasnya.
Ruang publik atau taman interaksi, yang terletak di 63 kelurahan di Kota Depok ini, sambung dia diminati pengunjung terutama anak-anak dan warga yang sudah lanjut usia.
Ruang publik ini tak berbeda dari taman-taman lainnya karena banyak oksigennya. Selain keindahan bunga dan rindangnya pohon untuk sekadar berteduh dari matahari.
Untuk memanjakan pengunjung, sambungnya DLHK berencana memelihara fauna seperti burung tekukur, burung merpati dan jala kerbau dan ikan refleksi di 86 ruang publik anak tersebut.
"Kami (DLHK) telah merancang fauna ini agar masyarakat menggemari fasilitas yang disiapkan oleh Pemerintah Kota," pungkasnya.
Sementara itu seorang warga bernama Sirajudin mendukung adanya fauna di taman-taman.
Kakek yang sudah berusia 70 tahun ini, mengaku akan mendapatkan banyak manfaat, dengan seringnya mengunjungi taman yang dilengkapi fauna tersebut.
Sirajudin menderita penyakit rematik di sekujur tubuh, dirinya akan melakukan terapi dengan memasukkan kedua kakinya ke refleksi ikan di taman, sehingga sakit rematik yang sudah lama dideritanya bisa membaik (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved