Prostitusi di Balik Rumah Indekos

Akmal Fauzi
22/5/2015 00:00
Prostitusi di Balik Rumah Indekos
(MI/Arya Manggala)
KEBERADAAN rumah indekos sudah menjadi kebutuhan bagi warga di kota-kota besar seperti Jakarta. Sewa kamar di rumah indekos yang berada di pusat kota menjadi solusi bagi para pekerja dan mahasiswa untuk memperpendek jarak tempuh. Apalagi mengingat kemacetan di Jakarta makin sulit ditoleransi.

Namun, sayangnya, keberadaan rumah indekos yang mengedepankan privasi kepada para penyewa ditangkap sebagai tempat aman untuk aktivitas prostitusi. Misalnya di Jakarta Barat, beberapa pekerja seks komersial (PSK) ditempatkan sang muncikari di sebuah rumah indekos di Jalan Tamansari. Rumah indekos tempat para PSK tinggal itu dijaga ketat, perempuan-perempuan malam itu tidak boleh bebas berkeliaran tanpa izin dari sang muncikari.

''Kami tidak boleh ke mana-mana. Pas lagi libur (menstruasi), tidak boleh keluar. Mau beli sabun di warung saja diikuti (penjaga),'' ungkap Sheena, 21, salah seorang PSK.

Untuk menghindari razia petugas, sang muncikari bersiasat. Para PSK yang kerap beroperasi di kawasan Mangga Besar itu ditempatkan di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan. Setiap malam, setidaknya ada empat mobil dengan lima PSK di setiap mobilnya.

Pria hidung belang yang ingin memesan PSK tinggal melongokkan kepala ke dalam mobil dan melakukan tawar-menawar dengan sang muncikari.

Setelah mencapai kata sepakat, seorang tukang ojek akan mengantar pasangan instan itu ke hotel, wisma, atau rumah indekos yang bisa disewa dalam hitungan jam.

Rumah indekos mewah dengan berbagai fasilitas dan menjamin privasi sang penyewa ialah yang paling sering dipilih untuk aktivitas prostitusi. Itu seperti rumah indekos di sekitar Jalan Mangga Besar.

Rumah indekos yang eksklusif dengan fasilitas telepon pribadi, televisi, kulkas, pendingin ruangan, dan air hangat di kamar mandi menjadi pilihan bagi para penghuni yang mayoritas bekerja di banyak tempat hiburan malam.

Untuk menjamin kenyamanan para penghuni, pengelola rumah indekos membebaskan para penyewa untuk membawa siapa pun ke dalam kamar, bahkan untuk menginap.

''Kalau bawa teman di sini dijamin aman. Itu kan privasi. Asalkan tidak pakai narkoba atau bawa senjata tajam,'' kata Sam, salah seorang penjaga rumah indekos berlantai empat di kawasan itu.

Bahkan, lanjut dia, sering kali teman-teman dari bosnya meminta disediakan kamar untuk bermalam bersama teman perempuannya. ''Ya biasa juga teman-teman dari bapak minta menginap semalam di sini, sekaligus minta dicarikan teman. (Permintaan itu) bisa kami layani,'' ujarnya terang-terangan.

Pengawasan
Saat melihat kondisi rumah indekos yang kerap dimanfaatkan sebagai tempat prostitusi itu, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terus melakukan pengawasan. Hal itu dikemukakan Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi.

''Kami sudah perintahkan lurah dan camat untuk memonitor di wilayah masing-masing. Jangan sampai ada rumah indekos dijadikan tempat esek-esek,'' tegasnya.

Ia juga menekankan setiap pemilik rumah indekos harus membayar retribusi pajak sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan.

''Sampai sekarang belum ada yang disegel. Kalau nanti dari hasil monitor kos mana saja yang terbukti ada praktik prostitusi langsung kami segel,'' tegasnya

Pengawasan akan diperketat, lanjut dia, di tempat-tempat indekos yang rawan, yakni di lokasi yang banyak terdapat lapangan pekerjaan.

''Kebanyakan daerah yang padat lapangan pekerjaan seperti di Taman Sari, Mangga Besar, Tambora, dan Hayam Wuruk. Lokasi itu akan terus diperketat,'' terangnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menginstruksikan berbagai unsur lembaga kemasyarakatan (LKM) untuk mendata rumah-rumah indekos di Ibu Kota. LKM terdiri dari RT, RW, kelurahan, kecamatan, serta organisasi kemasyarakatan.

Menurutnya, hal itu dilakukan untuk mencegah maraknya prostitusi di rumah indekos. ''Saya sudah izin kepada Pak Gubernur, kami kumpulkan RT, RW, lurah, dan camat untuk mendata rumah-rumah indekos itu,'' kata Djarot.

Djarot juga mengaku akan mendatangi beberapa rumah indekos yang telah dilaporkan LKM dari berbagai wilayah untuk meninjau langsung keadaan rumah indekos di DKI.

Ia pun akan mengimbau para unsur LKM untuk kembali menggalakkan aturan pendataan serta wajib lapor 1x24 jam bagi tamu yang bukan warga asli suatu wilayah. Djarot menilai maraknya prostitusi terselubung dan kasus narkoba serta teroris di tengah permukiman warga disebabkan pengawasan yang kurang.
(Ths/Put/Yah/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya