Petugas mengolah sampah di mesin pengayak sampah di TPA Cipayung, Cimanggis, Depok.(MI/BARY FATHAHILAH)
PENGELOLAAN sampah melalui pemilahan di tingkat rumah tangga yang kini tengah digalakkan di Kota Depok, Jawa Barat, dinilai positif. Warga bahkan berharap pengelolaan yang dilakukan swasta itu tidak berhenti di tengah jalan.
"Menurut saya, program Pak Supariyono (PT Baraya Peash) positif. Sebagai warga Kota Depok, saya mendukung program tersebut. Mudah-mudahan ke depan (pengelolaannya) semakin baik," kata Sunting, salah seorang warga Perumahan Gema Pesona, Jalan Tole Iskandar, Cilodong, Kota Depok, beberapa waktu lalu. Perumahan Gema Pesona ialah salah satu permukiman yang warganya telah memilah sampah yang dikoordinasikan PT Baraya Peash.
Ia mengatakan pengelolaan sampah yang kini diterapkan di perumahannya lebih efisien karena sebagian besar sampah masih bisa dimanfaatkan. Dengan demikian, tidak semua sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Cipayung yang sekarang nyaris tidak mampu lagi menampung sampah warga Kota Depok.
Menurutnya, menyadarkan masyarakat agar mencintai dan mengelola lingkungan melalui pemilahan sampah memang tidak mudah. Selain niat, itu memerlukan persiapan mental dan semangat yang kuat sehingga perjuangan menjadikan Kota Depok sebagai kota berwawasan lingkungan bisa tercapai.
Sebelum sampah di permukimannya dikelola swasta, ujarnya, setiap rumah dikenai retribusi sampah sebesar Rp35 ribu per bulan oleh Pemerintah Pemkot (Pemkot) Depok. Retribusi tersebut sejak Januari lalu ditiadakan. Namun, uang sebesar itu dialihkan sebagai iuran untuk membiayai pengelolaan sampah oleh PT Baraya Peash.
Sunting menilai, meski biaya yang dikeluarkan setiap rumah tangga sama seperti ketika sampah dikelola pemkot, pengelolaan oleh swasta lebih profesional. Dengan membayar iuran sebesar itu, bahkan setiap rumah tangga juga diberi dua bak sampah untuk memisahkan sampah jenis organik dan anorganik. "Jadi, saya mendukung program itu. Apalagi, yang mengelola sampah swasta karena tentu lebih profesional," tegasnya.
Warga lainnya, Endah, berharap, pengelola sampah sering turun ke lapangan guna menyosialisasikan pengelolaan sampah kepada warga. Ia bahkan minta pengelola mendatangi sekolah-sekolah guna mengenalkan pengelolaan lingkungan yang lebih baik kepada siswa sejak dini. (KG/J-2)