Persamaan Kramat Tunggak dan Kalijodo

Arga Sumantri/MTVN
15/2/2016 19:40
Persamaan Kramat Tunggak dan Kalijodo
(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

KONDISI tempat prostitusi Kalijodo boleh dibilang mirip dengan kawasan prostitusi Kramat Tunggak dahulu. Permasalahan yang dihadapi di dalamnya pun serupa.

Ricardo Hutahean, ketua RW09 Tugu Utara, tempat lokalisasi Kramat Tungggak dulu berdiri menyatakan, permasalahan yang ada di Kramat Tunggak tak jauh berbeda dengan Kalijodo.

"Engga jauh beda, ada PSK (pekerja seks komersial), muncikari, preman, dan penduduk yang menggantungkan hidup," kata Ricardo saat ditemui di kediamannya Kampung Betting, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Senin (15/2).

Selain itu, kata Ricardo, mayoritas warga yang tinggal berdekatan dengan Kramat Tunggak jama dahulu tak perduli di wilayah mereka bertengger tempat prostitusi. Sebab, warga malah menjadikan kawasan itu sebagai tempat mencari mata pencaharian utama.

"Zaman dulu, warga Kramat Tunggak engga risih, justru warga menikmati. Warga banyak menggantungkan hidup di sana. Ada jadi tukang ojek, juru parkir, dagang, dan lain-lain," terang pria yang sejak lahir tinggal di kawasan yang dulunya dikenal dengan Kramat Tunggak.

Roda ekonomi di Kramat Tunggak juga berputar dalam jumlah besar. Saban malam, omzet yang didapat mencapai ratusan juta rupiah. "Pada saat itu tentu jumlah itu sangat luar biasa," imbuh Ricardo.

Ratusan kafe, 200-an muncikari, dan ribuan pekerja seks komersial mendiami kawasan Kramat Tunggak kala itu. Lokasi prostitusi Kramat Tunggak pun disebut jadi yang terbesar di Asia Tenggara pada zamannya.

Bagaimana dengan Kalijodo? Secara umum kondisinya tak jauh beda. Kawasan perjudian dan pelacuran itu dinilai membawa `berkah` buat warga sekitar. Warga setempat mengaku bisa meraup untung dari keberadaan penjudi dan pelacur. Warga bahkan mengaku cukup terbantu dengan tempat hiburan di Kalijodo.

Sarif, salah seorang warga Kalijodo, mengaku tidak bisa menutup mata dengan keberadaan bisnis prostitusi di wilayahnya. Dia bilang, warga terbiasa melihat pelacur di muka umum.

Namun, hal itu tak lantas membikin mereka alergi dengan tempat yang kerap disebut lokalisasi ini. Apalagi, keberadaan bar dan pelacur membantu mengurangi jumlah pengangguran di Jakarta.

"Misalnya untuk tukang ojek, pedagang, maupun orang-orang yang kerja di kafe. Itu kan jadi peluang kerja," tutur Sarif.

Adapun yang membedakan antara Kalijodo dan Kramat Tunggak, hanya soal luas cakupan wilayah. Kramat Tunggak dulu punya areal sangat luas, yakni 10,9 hektar lebih. Sementara, Kalijodo hanya berdiri di lahan seluas 20 ribuan meter persegi.

Rencana penggusuran Kalijodo mengemuka pekan lalu. Pemicunya, insiden tabrakan mobil Toyota Fortuner dengan pengendara motor, yang membuat penunggang motor tewas. Hasil penyelidikan, Riki, sang sopir Fortuner, mengantuk lantaran habis menenggak minuman beralkohol di Kalijodo. Insiden itu terjadi tepat perayaan Imlek 2567.

Insiden tabrakan melebar. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun berang dan langsung tancap target penggusuran Kalijodo. Rencana Basuki mendapat perlawanan warga. Warga bahkan bakal menurunkan preman buat mengadang penggusuran. Apa dikata, lelaki yang akrab disapa Ahok itu lebih punya kuasa.

Ahok langsung berkoordinasi dengan jajarannya. Tak lupa dengan Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya buat menertibkan kawasan hiburan yang sudah melegenda sejak 1950-an. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya