Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BANJIR yang kerap mendera wilayah Jabodetabek salah satunya disebabkan oleh daerah aliran sungai (DAS) yang rusak. Oleh karena itu, perlindungan DAS ke depan perlu menjadi perhatian.
Guru Besar Bidang Ilmu Hidrologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ing. Ir. Dwita Sutjiningsih Dipl. HE., menjelaskan, komponen-komponen perlindungan daerah aliran sungai. Menurutnya, yang pertama, harus ada penataan lahan dan konservasi di daerah aliran sungai. Selain itu, sempadan atau tepi dari sungai harus juga dikelola dengan baik.
"Selanjutnya, bagaimana kita mendesain tapak-tapak bangunan sedemikian rupa sehingga tidak seluruhnya akan menjadi lahan yang kedap air," katanya saat mengisi seminar di Kampus UI Salemba, Jakarta, Rabu (15/1).
Selanjutnya adalah apa yang disebut erosion & sediment control. "Ini supaya air tidak berwarna cokelat pada waktu banjir besar dan seterusnya, dan juga merusak morfologi dari alur-alur sungai," imbuhnya.
Di samping itu, diperlukan pengelolaan hujan yang berbasis pada kelompok intensitas hujan. "Itu yang benar-benar perlu dipahami hubungannya antara infrastruktur yang harus dikembangkan dengan intensitas hujannya," jelas Prof Dwita.
Selanjutnya adalah Non-stormwater Discharges. Menurut Prof Dwita, pada umumnya, selama ini pengelolaan limpasan hujan dan limbah, baik limbah dari pemukiman dan kawasan industri, masih digabungkan.
"Itu pada umumnya tanpa diolah langsung dibawa ke sistem perairan sehingga kita bisa membuktikan bahwa ada hubungan yang sangat langsung antara kondisi dari daerah aliran sungainya dengan kualitas air yang ada di perairannya," jelasnya.
Yang terakhir adalah kembali pada faktor manusianya itu sendiri. Menurutnya, peran masyarakat diharapkan ikut mengelola hal-hal yang telah disebutkan di atas.
"Supaya bisa berlangsung seperti yang diharapkan, pengeloalaan sempadan yang benar, penataan land use yang benar, kemudian pengeloalaan hujan yang benar dan seterusnya. Sehingga dalam hal ini manusianya perlu dibuat aware bahwa semuanya tergantung dari kita," pungkasnya. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved