Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KOTA Tangerang Selatan berupaya melakukan penataan kawasan perkotaan. Sebagai sebuah kota yang sudah jadi, memang fokus utama pemerintah kota adalah penataan kota dan bukan pembangunan kota.
Sebagaimana dikatakan oleh Asisten Daerah II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Tangerang Selatan Dedi Budiawan, pada periode kedua kepemimpinan Wali Kota Airin Rachmi Diany yang baru terpilih, pemerintah akan menata kawasan-kawasan yang masih terbilang kumuh menjadi lebih baik. Termasuk penataan dan perizinan untuk pembangunan properti hunian, niaga, ataupun perhotelan.
“Makanya kita keluarkan peraturan untuk pembangunan cluster hunian luas tanahnya tidak boleh kurang dari 5000 m2. Kita juga menghimbau agar pembangunan hunian itu lebih ke arah hunian vertikal seiring semakin terbatasnya tanah di Tangsel dan juga harga tanah yang tinggi. Menteri ATR saja menyebut harga tanah di Tangsel irasional hampir sama dengan Jakarta,” ujar Dedi di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (10/2).
Tingginya harga tanah di Tangerang Selatan, menurut Dedi, dipengaruhi oleh lokasi strategis karena dikelilingi banyak jalan tol, stasiun kereta api, dan juga kemudahaan akses menuju bandara. Sehingga hunian vertikal dianggap menjadi hunian yang perlu dikembangkan meskipun juga harus tetap dikontrol pengembangannya.
“Sekarang Perda RTRW sedang dikaji untuk direvisi. Kita pada prinsipnya bukan mengarahkan suatu properti harus dibangun di wilayah mana. Tapi akan kita tata. Misal Serpong menjadi kawasan hunian dan Pamulang jadi pusat pendidikan. Tapi bukan berarti di Serpong gak boleh ada mal dan kampus kemudian di Pamulang tidak boleh ada hunian karena saling membutuhkan. Jadi kita akan menata,” ujarnya.
Kemudian, Dedi mengatakan di Tangerang Selatan belum ada moratorium pembangunan mal dan pusat perbelanjaan sebagaimana di Jakarta. Penataan akan dilakukan melalui proses pengajuan izin yang dilakukan oleh investor yang berniat membangun.
“Kita akan arahkan pembangunan mal ke wilayah yang memang memerlukan ada mal. Kajian AMDAL khususnya banjir dan kemacetan juga menjadi fokus utama,” jelasnya.
Akan tetapi, saat ini pemerintah kota Tangerang Selatan mengikuti peraturan pemerintah pusat dengan menghentikan sementara pembangunan mini market agar dapat dilakukan penataan bagi mini market yang sudah ada. “Moratorium pembangunan mini market sampai ada aturan lain. Sampai saat ini izin pembangunan mini market tidak akan dikeluarkan.”
Kemudian, Dedi mengatakan pemerintah kota juga menghimbau bagi pengusaha yang ingin membangun putat perbelanjaan agar dapat mengakomodir pelaku usaha lokal khususnya UMKM agar dapat memasarkan produknya. “Saat ini masih pada tahap himbauan. Tapi saya kira ke depannya perlu ada regulasi. Tugas pemerintah kan itu. Kalau himbauan tidak bisa, maka harus dipaksa melalui regulasi.”
Pada tahun depan, Dedi mengatakan akan mulai dilakukan pembangunan fisik untuk mal khusus UMKM. Saat ini hanya ada gerai-gerai kecil untuk produk UMKM seperti di Rawa Buntu dan rumah makan Kampung Anggrek.
Dengan semakin berkembangnya Tangerang Selatan sebagai sebuah kota, Kawan Lama Retail Group melakukan pengembangan usaha dengan membuka Living Plaza Bintaro di Jalan Bintaro Utama Raya Sektor CBD. Pemilihan Bintaro sebagai lokasi Living Plaza menurut Corporate Marketing Director Kawan Lama Group Nana Puspa Dewi karena besarnya potensi pasar dari masyarakat sekitar. “Secara logistik mudah dicapai lokasinya dan juga pengembangan kawasan yang dilakukan menjadi pertimbangan karena timbul kebutuhan dari masyarakat.”
Pembukaan gerai baru ini merupakan hasil dari perluasan gedung dan penambahan unit bisnis. Setelah hanya ada ACE, Informa, Chatime, dan Bike Colony, kini ditambah dengan unit bisnis lain yaitu Toys Kingdom.
Sebelum perluasan, gerai ACE di Living Plaza ini memiliki luas area 2.300 m2. “Saat ini luas area bertambah mnejadi 5000 m2 dengan lebih dari 21 ribu jenis produk yang bertambah dari sebelumnya 18 ribu produk dan terbagi ke dalam 17 departemen,” ujar Nana.
Gerai Informa juga mengalami perluasan dari 2300 m2 dengan 5000 jenis produk menjadi 6000 m2 dengan lebih dari 6500 jenis produk. Berbagai penawaran menarik juga ditawarkan hingga 21 Februari mendatang. Promo menarik juga ditawarkan oleh Toys Kingdom dan Bike Colony.
Nana mengatakan Living Plaza juga memberikan ruang untuk pemasaran produk-produk lokal. “Kita juga ada kerja sama dengan UMKM. Selain itu, kita memberikan pendidikan kepada putra-putri daerah sekitar lokasi gerai kita dan memberikan peluang kerja searing dengan harapan pemerintah untuk mengakomodir produk lokal dan tenaga kerja lokal." (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved