Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEJUMLAH wilayah di DKI Jakarta pada musim hujan ini masih rawan banjir, terutama yang berdekatan dengan aliran sungai-sungai besar. Kondisi Ibu Kota bahkan bisa berbahaya bila wilayah hulu atau Bogor, dilanda hujan deras. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Deni Wahyu mengatakan ancaman banjir pada beberapa wilayah di dekat aliran sungai besar terjadi karena normalisasi sungai belum seluruhnya selesai. Akibatnya, daerah aliran sungai yang cekung masih bakal terendam. Daerah rawan banjir itu, di antaranya Petogogan dan Ulu Jami, yang terletak di Jakarta Selatan.
Menurutnya, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa (9/2), puncak musim hujan akan terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan ini. Meskipun demikian, pada masa puncak musim hujan, curah hujan di Jakarta dan sekitarnya masih dalam keadaan normal. Namun, sebagai koordinator penanggulangan bencana provinsi, Deni minta jajaran pemerintah kota serta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis yang berkaitan dengan bencana banjir agar selalu waspada.
"Curah hujan memang masih normal. Tapi kita harus tetap waspada karena normalisasi (sungai) banyak yang belum selesai. Jadi daerah di aliran sungai masih rawan terendam. Harus dibantu dengan pompa," katanya ketika dihubungi Media Indonesia, Rabu (10/2). Kendati kondisi banjir di Jakarta bisa berbahaya bila kawasan Bogor sering dilanda hujan deras, BPBD DKI Jakarta optimistis banjir di musim hujan tahun ini lebih ringan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Alasannya, antisipasi yang dilakukan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dari tahun ke tahun makin baik. Deni menyebutkan, dari data yang selalu dipantau tim Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD DKI, jumlah genangan semakin berkurang.
Pengerukan sungai dan waduk serta pembersihan saluran air membuat aliran air semakin lancar sehingga genangan di jalan semakin cepat surut. Pompa-pompa pengendali banjir pun kini lebih siap, karena terus diawasi oleh petugas dinas tata air dan para lurah. "Saya yakin tahun ini akan semakin baik dan (banjir) semakin berkurang, karena seluruh jajaran sudah melakukan fungsinya secara maksimal, mulai dari pengerukan, pembersihan saluran sampai pengerukan waduk," tuturnya. BPBD, ujar Deni, juga berkoordinasi dengan PLN agar ada jalur khusus tenaga listrik untuk ke setiap pompa pengendali banjir, sebab tanpa memfungsikan pompa, genangan di wilayah cekungan dan underpass sulit surut. Selain itu, ia meminta PLN agar membuat gugus-gugus aliran listrik agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat secara luas saat genangan meninggi. Sementara itu, kepada masyarakat, ia meminta agar mengawasi setop kontak dan kabel-kabel listrik di rumah masing-masing, karena musim hujan juga rawan korsleting listrik yang menjadi penyebab kebakaran dan risiko tersengat aliran listrik.
Bangunan dibongkar
Sementara itu, 141 bangunan liar di bantaran anak Sungai Ciliwung yang berada di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, dibongkar paksa oleh petugas gabungan, RABU (10/2). Pembongkaran lanjutan dari penertiban yang penah dilakukan pada Mei 2015 itu diwarnai protes warga yang tinggal di lokasi tersebut, tapi ratusan petugas tetap meratakan bangunan liar di sana.
Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi menyatakan pihaknya telah menyosialisasikan penertiban itu dan warga yang rumahnya dibongkar akan direlokasi ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Daan Mogot, Buddha Suci, dan Rusunawa Marunda. (Sri/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved