Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
PERTUMBUHAN ekonomi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta yang meningkat pada akhir tahun lalu diyakini bakal terus tumbuh pada 2016 ini.
Apalagi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan IV 2015 mencapai 6,48% yoy, lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,12% yoy.
Dorongan dari dua triwulan tersebut mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sepanjang 2015 mencapai 5,88%, berbeda tipis dengan pada 2014 yang sebesar 5,91%.
Hal itu menunjukkan Jakarta masih mampu tumbuh stabil di saat ekonomi nasional pada 2015 mengalami pelambatan, yakni 4,79%, atau turun dari 2014 yang mencapai 5,02%.
"Berbagai program perce-patan belanja oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta peningkatan belanja pemerintah pusat berdampak signifikan pada meningkatnya konsumsi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni P Joewono, dalam keterangan persnya, Senin (8/2)
Kendati demikian, kondisi permintaan belum mengalami penguatan dengan konsumsi rumah tangga dan investasi sektor swasta yang masih lemah.
Begitu pula dengan permintaan eksternal, lemahnya ekonomi global masih berdampak pada pertumbuhan ekspor yang masih menurun.
"Dengan perkembangan tersebut, perbaikan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2016," lanjut Doni.
Dia berharap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas ekonomi makro yang terjaga dapat memberikan ekspektasi positif untuk mendorong pertumbuhan investasi swasta.
Jaga harga sembako
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diimbau untuk menjaga harga bahan makanan pokok di pasar-pasar tradisional yang tersebar di seluruh wiayah Ibu Kota.
Langkah itu perlu dilakukan untuk menstabilkan tingkat inflasi di Jakarta yang pada Januari lalu mencapai 0,24%.
"Menjaga harga bahan pokok makanan di pasar sangat penting untuk menstabilkan tingkat inflasi," kata Kepala BPS DKI Jakarta Syech Suhaimi dalam rilis yang diterima, kemarin.
Umumnya, penyumbang laju inflasi terbanyak berasal dari kelompok komoditas bahan makanan yang mencapai 1,8%.
Komoditas bahan makanan tersebut di antaranya cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, beras, dan daging sapi.
"Itu komoditas yang menyumbangkan inflasi cukup besar di Jakarta," ujarnya.
Selain komoditas bahan makanan, lanjut Syech, penyumbang inflasi lain di Ibu Kota berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,33%.
Kemudian kelompok sandang 0,28%, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau sebesar 0,27%, serta kelompok kesehatan 0,24%. Ire/J-3
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved