Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
JALAN Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur, itu nyaris tidak pernah mulus. Bekas-bekas tambalan yang ada di sepanjang jalan itu sudah tak sempurna. Beberapa terlihat retak, mulai tergerus, atau bahkan sudah timbul lubang baru. Misalnya jalan di sekitar Grand Cakung sampai Pulogadung Trade Center. Di sepanjang jalan kurang lebih 500 meter itu kontur jalan bergelombang. Belum lagi lubang dengan kedalaman 5-10 cm dengan diameter sekitar 50 cm kerap dijumpai di beberapa titik.
Kondisi itu membahayakan pengguna jalan. Truk-truk kontainer besar memang biasa lalu lalang di jalan tersebut. Jalan dengan lebar kurang lebih 12 meter itu masuk lingkup kawasan industri. Pengendara sepeda motor, mau tak mau, harus menguatkan nyali setiap melintas di sana. Salah perkiraan dalam menyalip, bisa-bisa mereka menabrak lubang dan nasib tragis jadi cerita. "Kecelakaan sudah enggak terhitung deh di sini. Biasanya sepeda motor yang menyalip (truk) kena lubang, jatuh, lalu terlindas truk," kata Supardi, 39, sekuriti sebuah pabrik yang berlokasi di jalan tersebut.
Jalan Raya Bekasi yang rusak itu memang kerap memakan korban jiwa. Kerusakan yang bisa dijumpai di beberapa titik sering berujung kisah pilu lantaran sering terjadi kecelakaan. Tidak hanya itu, faktor penerangan yang minim menjadi penyebabnya. Lampu penerangan di jalan tersebut tidak maksimal sehingga mata pengendara kurang awas saat malam hari. "Makanya kecelakaan banyak terjadi di malam hari. Enggak lihat lubang, ya sudah, wasalam," kata Supardi. Tambal sulam jalan berlubang sebenarnya tidak sekali-dua kali dilakukan di jalan tersebut.
Hal itu terlihat dari bekas perbaikan di beberapa titik. Namun, aspal atau hotmix yang digunakan untuk perbaikan jalan tidak mampu menahan berat muatan truk yang kerap melintas di jalan tersebut. Kondisi tersebut dikeluhkan pengguna jalan yang menganggap pemerintah kurang serius melakukan perbaikan. Apalagi, masuk musim hujan ini kerusakan di jalan itu pun bertambah. "Ya jelas rusak lagi. Tambal ditambal, kalau enggak dibeton, mah, pasti rusak lagi. Padahal, ini baru beberapa bulan ditambal. Banyak lubang baru pas musim hujan," kata Anwar Sadat, 27, pengguna jalan yang saban hari melintas di sana.
Kondisi serupa terlihat di Jalan Tipar Cakung, tepat di sebelah utara Jalan Raya Bekasi. Jalan tersebut akhir 2015 baru saja dilakukan perbaikan dengan cara dibeton. Namun, saat ini, jalan tersebut mulai mengalami keretakan. Bahkan di antaranya sudah timbul lubang-lubang kecil akibat gilasan truk yang melintas tiap hari. Camat Cakung Alamsyah mengatakan jalan-jalan yang kerap dilalui truk kontainer seperti Jalan Tipar Cakung dan Jalan Raya Bekasi memang beberapa kali sudah diperbaiki. Namun, truk yang kerap melintas, ditambah faktor musim hujan, membuat jalan tersebut kembali rusak. "Ya, memang faktor itu (truk dan hujan). Nanti kami akan koordinasi dengan dinas terkait untuk segera dilakukan perbaikan," ujarnya beberapa waktu lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved