Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PUNCAK musim hujan yang sedang berlangsung membuat jalanan Ibu Kota mulai terkikis. Tidak hanya keretakan, di berbagai titik terlihat jalanan mulai berlubang dan rawan kecelakaan. Di Jakarta Timur misalnya. Di Jalan DI Panjaitan, tepatnya sebelum underpass Cawang arah menuju Cililitan, terlihat lubang dengan kedalaman 10 cm dan diameter 1 meter. Keberadaan lubang yang ada di tengah jalan itu memaksa pengguna jalan, khususnya yang mengendarai sepeda motor berzig-zag.
"Belum lama ada pengguna sepeda motor jatuh karena kehilangan keseimbangan setelah hampir menabrak lubang," kata Komarudin, pengendara motor yang sering melintasi jalan itu. Lubang itu, kata dia, merupakan lubang baru yang muncul karena seringnya hujan turun. Kerusakan jalan juga terjadi di Jalan Dr Sumarno, Pulogebang, tepatnya di flyover depan Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Kontur jalannya tidak rata dan mengalami keretakan.
Bahkan di antaranya ambles. Cekungan lubang sekitar 10 cm itu sangat membahayakan karena posisinya tepat di titik awal flyover.
"Cekungannya dalam banget. Posisinya pas mau jalan menanjak. Otomatis kecepatan pengendara lebih tinggi. Kalau enggak lihat-lihat bisa jatuh," kata Robertus, 26, warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang saban hari melintas di jalan itu. Kondisi jalan rusak lainnya yang terpantau rusak di Jakarta Timur, yakni di Jalan Otista, Jatinegara, Jalan Matraman Raya dan Jalan Bekasi Timur Cipinang.
Bahkan, ada beberapa jalan yang baru saja diperbaiki dengan tambal sulam menggunakan hotmix mulai rusak kembali. Seperti di Jalan Raya Bogor Kramat Jati dan Jalan Raya Bekasi Cakung. Di Jakarta Pusat, data dari Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat menunjukkan ada 198 titik jalan rusak skala berat. Berdasarkan pantauan, kerusakan infrastruktur jalan terlihat di Jalan Kendal, Menteng, Jakarta Pusat. Sepanjang kurang lebih 500 meter, mulai dari kolong flyover Stasiun Sudirman hingga Jalan Latuharhari terlihat banyak keretakan jalan.
Kondisinya diperparah dengan amblesnya permukaan aspal. Pada beberapa titik, terdapat lubang sedalam 20 cm. Tulus, 35, salah satu pengendara motor, mengatakan kondisi demikian sudah berlangsung hampir setahun belakangan. Warga Kebon Kacang, Tanah Abang, itu khawatir rusaknya jalan bisa mengancam keselamatan pengendara motor, terutama saat hujan turun. "Kalau ada pengendara motor yang enggak biasa lewat sini, bisa goyang, hilang keseimbangan."
Ia berharap kerusakan Jalan Kendal tidak dibiarkan terlalu lama. Apalagi, jalan itu merupakan rute alternatif di pusat kota.
"Padahal, jalan ini ada di tengah-tengah Kota Jakarta. Di sekelilingnya juga sudah ada gedung-gedung bertingkat. Apa kata orang nanti. Jajan makan saja kena pajak, tapi jalanan masih rusak," keluhnya. Di Jakarta Barat, kerusakan terlihat di beberapa titik, di antaranya di ruas Jalan S Parman, Grogol, di Jalan Arteri Panjang, Kebon Jeruk, dan di kawasan Jelambar. Sementara di kawasan Pasar Rumput, Jakarta Selatan, terdapat beberapa lubang akibat guyuran hujan.
Padahal, jalan itu baru mendapat perbaikan pada akhir tahun lalu sebelum musim hujan datang. Ada sekitar lima lubang dengan kedalaman 5 cm-8 cm di jalan itu. Aspal di jalan itu terlihat terkelupas dan membentuk kubangan yang akan terisi air bila hujan. Para pedagang di pasar berinisiatif memberikan bata blok berbentuk segilima untuk menambal lubang dengan kondisi parah agar tidak membahayakan pengendara motor.
Tidak tuntas
Jalan rusak yang menjadi penyakit musiman ini tidak digarap tuntas oleh pemerintah. Saat ini yang dilakukan hanyalah tambal sulam sembari menunggu musim hujan berakhir. Setelah itu baru bisa dilakukan perbaikan total. Kepala seksi Program Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur Sidiq Bona mengatakan perbaikan jalan rusak di Jakarta Timur saat ini dilakukan dengan tambal sulam menggunakan hotmix. "Kami melakukan tambal sulam terlebih dahulu sampai musim hujan selesai. Setelah itu, akan kami perbaiki total dengan betonisasi atau menggunakan aspal," terangnya.
Saat ini pihaknya masih melakukan pendataan titik mana saja yang membutuhkan perbaikan. Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan Agustio mengakui tambal sulam yang dilakukan tidak bisa mengatasi persoalan jalan dengan tuntas. Sejumlah jalan di Jakarta Selatan yang baru beberapa bulan lalu mendapat perbaikan saat ini sudah mulai berlubang lagi. "Kami sudah antisipasi dengan melakukan penambalan. Saat ini masih dalam pengerjaan," tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala Suku Dinas Binamarga Jakarta Pusat Aris menjelaskan, perbaikan jalan di wilayahnya terkendala dana. Perbaikan saat ini baru bisa dilakukan di 184 titik. Kerusakan terjadi menyebar baik di jalan protokol maupun lingkungan. "Anggaran perbaikan jalan tahun ini sebesar Rp35,9 miliar. Jalan Kendal dan Kalibaru Timur masuk dalam prioritas rehabilitasi. Pertimbangannya tingkat kerusakan yang parah," terangnya. Ia menambahkan, untuk sisa jalan yang harus diperbaiki pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Binamarga Provinsi DKI Jakarta lewat e-katalog.
Teknis pengerjaan di sebagian jalan yang mengalami rehab total akan dibeton. Dengan pertimbangan kondisi permukaan jalan yang kerap terendam air saat musim penghujan. "Perbaikan akan dilakukan dalam waktu dekat. Kalau cuma ditambal seperti kemarin, kan percuma," jelasnya. Di tempat yang sama, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengaku sudah menginstruksikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk terus berkoordinasi. Karena di tiap program pembangunan akan saling berkaitan satu sama lain. "Tahun ini ialah tahun bersama. Saya yakin, meski dengan anggaran terbatas, jika saling bersinergi satu sama lain, pekerjaan akan cepat selesai," kata Mangara. (DA/Sri/Nel/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved