Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menemukan pompa air yang rusak dan tidak bisa dioperasikan maksimal, di sejumlah titik di Jakarta. Padahal, pompa-pompa itu sangat dibutuhkan dalam menghadapi puncak musim hujan saat ini. "Saya masih menemukan pompa penuh sampah di 21 lokasi," kata Ahok di Balai Kota, kemarin. Pompa-pompa itu rusak, kata dia, karena tidak terawat.
Sampah-sampah yang menumpuk menghambat kerja pompa. "Kalau pompa nyedot sampah, baling-baling macet. Kalau macet, trafo terbakar karena panas," tuturnya. Ia menambahkan, pihaknya akan segera menyiapkan pompa pengganti agar kerja menghadapi banjir maksimal. Sebelumnya, Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendrawan mengatakan pihaknya akan mengeruk sungai-sungai di DKI Jakarta dengan menggunakan 119 pompa untuk mengantisipasi genangan-genangan air di puncak musim hujan.
Pompa itu disebar ke lima wilayah kota, dengan sebaran paling banyak di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sebagai bentuk antisipasi terhadap kerusakan berkepanjangan pompa, Ahok meminta 40 kamera pengawas dipasang di pompa air. "Supaya bisa kita kontrol petugas bahkan kebersihan airnya."
Pembongkaran
Sementara itu, puluhan bangunan warga kelurahan Kapuk RW 11, Cengkareng, Jakarta Barat, yang berada di atas saluran air dibongkar petugas gabungan Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Pemprov DKI Jakarta. Pembongkaran itu dilakukan untuk mengantisipasi datangnya musim hujan dan meluapnya air laut yang diprediksi terjadi pada pertengahan Februari nanti.
Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi mengatakan pihaknya telah memetakan kawasan yang rawan. "Di antaranya yang menjadi perhatian kami ialah di Cengkareng dan Kalideres. Ini antisipasi meluapnya air laut nanti," tuturnya saat ditemui di lokasi pembongkaran. Ia menjelaskan, dengan normalisasi sungai, kondisi di beberapa kawasan sudah membaik.
Jalan menuju kawasan Meruya misalnya, sudah tidak banjir lagi semenjak Kali Jelangkeng dikeruk. Padahal, sebelumnya sempat terendam 1 meter. "Kami belajar dari tahun lalu. Penanganan banjir memang tidak bisa cepat selesai. Kami upayakan bertahap, termasuk membersihkan bangunan yang mengganggu aliran air," kata Anas.
Ketua Normalisasi Waduk dan Kali DKI Jakarta Heriyanto menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kota di lima wilayah Jakarta dan Dinas Tata Air supaya normalisasi berjalan maksimal. "Beberapa sungai dan kali telah dikeruk, lainnya diperdalam," kata Heriyanto.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved