Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ANJUNGAN Kepulauan Seribu menjadi primadona dalam gelaran Lebaran Betawi 2019 yang digelar di Silang Barat Daya Monas, Jakarta Pusat hari ini.
Pada acara tersebut, setiap wilayah kota dan kabupaten memang mendirikan anjungan-anjungan berupa rumah adat Betawi dan pernak pernik yang berkaitan dengan monumen maupun objek wisata khas yang dimiliki masing-masing wilayah.
Anjungan Kepulauan Seribu memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan anjungan wilayah lainnya. Bukan hanya menghadirkan rumah adat dan panggung seni, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu juga menghadirkan instalasi berupa kapal nelayan serta banner besar yang mencetak pemandangan asli pulau-pulau yang menjadi objek pariwisata di sana.
Sebut saja terdapat banner besar yang menampilkan foto pemandangan sudut pantai di Pulau Kelor.
Pada banner tersebut juga disediakan panggung dan kursi serta meja yang dikhususkan bagi pengunjung yang hendak berfoto.
Tidak hanya itu, pemandangan objek wisata 'Jembatan Pohon Pengantin' di Pulau Untung Jawa juga digemari pengunjung.
"Ayo ci, foto di sini," ungkap Marina, 46, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat yang berwisata ke Lebaran Betawi, Sabtu (20/7).
Baca juga: Warga Padati Lebaran Betawi di Monas
Marina sengaja ingin berfoto dengan latar belakang pemandangan pulau-pulau di Kepulauan Seribu karena belum pernah mengunjungi satu-satunya wilayah kabupaten di Jakarta itu.
"Saya mau pamerlah jadiin foto profil di Whatsapp sama Facebook. Ini bannernya bagus banget sih. Yang di Pulau Kelor tuh kayak beneran lagi di pantai kalau ambil fotonya bisa pas. Kalau yang banner Jembatan Cinta masih keliatan seperti gambar karena kurang lebar," kata Marina.
Marina mengungkapkan belum pernah mengunjungi Kepulauan Seribu karena takut mabuk laut. Tapi setelah mendengarkan penjelasan dari beberapa staf Pemkab Kepulauan Seribu yang hadir di lokasi Lebaran Betawi, ia pun berhasrat untuk mengunjunginya suatu saat.
Menurut penjelasan para staf, kunci mengunjungi Kepulauan Seribu ialah pada musim panas seperti sekarang ini karena cuaca di atas laut cenderung lebih bersahabat.
"Apalagi nggak semahal bayangan saya. Saya kira butuh jutaan. Ternyata kalau hanya jalan-jalan seharian itu tidak sampai Rp500 ribu seorang sudah bisa ke tiga pulau," ujarnya.
Wakil Bupati Kepulauan Seribu Junaidi yang ditemui Media Indonesia pada acara Lebaran Betawi pun membenarkan pihaknya sengaja 'memboyong' Jembatan Cinta, Pulau Kelor, dan Pulau Bidadari ke Lebaran Betawi untuk menarik minat masyarakat Jakarta serta luar Jakarta untuk mengunjungi Kepulauan Seribu.
Menurutnya, saat ini, pariwisata pantai Kepulauan Seribu tidak kalah dengan Bali maupun objek popular lainnya di Indonesia.
"Sengaja memang supaya orang kenal dan mau pergi ke Kepulauan Seribu," tegasnya.
Saat ini sudah 50 ribu pengunjung yang datang ke Kepulauan Seribu tiap akhir pekan. Jumlah itu pun masih bisa meningkat seiring peningkatan sumber daya dan infrastruktur yang dilakukan Pemkab Kepulauan Seribu. (OL-2)
PT Pertamina International Shipping menjaga ekosistem laut di Kepulauan Seribu dengan melakukan aksi transplantasi terumbu karang dan pembersihan sampah di area tersebut.
Kunjungan wisatawan selama libur panjang seperti Hari Kenaikan Yesus Kristus, memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Realisasi transaksi digital di Kepulauan Seribu terus tumbuh positif
Anggota DPRD DKI Jakarta Francine Widjojo menilai pulau kucing yang diwacanakan dibuka di Kepulauan Seribu berisiko mengganggu ekosistem. Menurutnya, wacana itu tak perlu diteruskan.
Sekolah layak merata diharapkan bukan hanya di wilayah daratan Jakarta, namun juga di kepulauan.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku telah membahas wacana kebijakan pulau kucing yang akan berlokasi di Kepulauan Seribu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved