Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PROYEK jalan layang (flyover) Rawapanjang dan Cipendawa, Bekasi, yang terhenti sejak awal 2018 dipastikan akan kembali dikerjakan di 2019. Kepastian itu didapat setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya memberi dana bantuan kemitraan ke Pemkot Bekasi.
Meski pengerjaan proyek kembali berlanjut, Kepala Seksi Pengembang-an, Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Idi Susanto, memastikan proyek itu tak bakal rampung di 2019.
"Karena dananya tetap masih ku-rang. Di 2019, Pemprov DKI memberikan dana kemitraan Rp423 miliar, Rp403 miliar di antaranya dipakai buat bangun dua flyover. Sementara total dana yang dibutuhkan Rp560 miliar," ujar Idi, kemarin.
Ia memerinci, untuk pembangunan flyover Cipendawa masih dibutuhkan tambahan dana Rp372 miliar dan di Rawapanjang Rp188 miliar. Bantuan dana dari Pemprov DKI pada 2017 silam sebesar Rp100 miliar untuk tiap flyover pun hanya mampu merampungkan 65% fisik proyek.
"Jadi masih kurang. DKI baru meng-alokasikan Rp117 miliar di Rawapanjang dan Rp286 miliar di Cipendawa pada 2019 mendatang. Kekurangannya akan kami usulkan lagi di tahun depan, atau menggunakan APBD Kota Bekasi nanti," ungkap Idi.
Dana bantuan sebesar Rp423 miliar itu juga akan dipakai untuk membuat saluran air di bawah jalan tol wilayah Pondok Gede sebesar Rp15 miliar dan penerangan jalan umum Rp5 miliar.
Idi menambahkan, kebutuhan dana untuk flyover Cipendawa lebih besar karena konstruksinya cukup panjang. Jalan layang yang melintang tersebut mencapai 700 meter, sedangkan girder atau balok gelagar baru terpasang 150 meter.
Sementara di Rawapanjang, kebutuhan kontruksi jalan layang hanya sekitar 350 meter yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Siliwangi. Sejauh ini, balok gelagar yang terpasang baru sekitar 100 meter yang berada di Jalan Ahmad Yani.
"Sekarang kami akan fokus pada pembuatan tiang penyangga atau tum-puan girder," kata dia.
Normalisasi saluran air
Pemkot Bekasi mengalokasikan dana sekitar Rp885 miliar untuk pembangunan infrastruktur jalan dan saluran air dalam APBD 2019 mendatang. Namun, setengah anggaran tersebut berasal dari dana hibah yang diberikan Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp423 miliar.
"Dari APBD Kota Bekasi murni dialokasikan sekitar Rp402 miliar, sisanya dari bantuan keuangan Pemprov DKI dan pemerintah pusat," ungkap Kepala Bidang Perencanaan pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kota Bekasi, Dicky Irawan.
Ia menjelaskan, ada sekitar 740 paket kegiatan yang didanai menggunakan APBD murni Kota Bekasi.
Sebagian besar fokus untuk pembangunan sumber daya air.
Normalisasi saluran, kata Dicky, merupakan program yang berangkat dari masyarakat melalui forum komunikasi rukun warga (FKRW). Karena itu, hampir semua saluran sekunder maupun lokal lingkungan bakal dinormalisasi mulai tahun depan.
"Ini merupakan salah satu upaya penanganan banjir," kata Dicky.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved