Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MENGACU pada data Badan Pengelola Transportasi Jabotabek (BPTJ) 2015, setiap hari terjadi mobilitas kaum suburban dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebanyak 996 ribu dan sebanyak 38% di antaranya berasal dari Bekasi.
Data dari Ditlantas Polda Metro Jaya 2015 menyebut jumlah sepeda motor setiap harinya bertambah 4.500 unit dan mobil bertambah sejumlah 1.500 unit per hari.
Sedangkan total panjang jalan di DKI Jakarta mencapai 5.621,5 km dan hanya bertambah 0,01% per tahun.
Peta situasi ini jelas memberikan gambaran tentang problem kemacetan yang melanda akses masuk Ibukota setiap harinya. Kerugian akibat kemacetan ini diperkirakan mencapai 28 Triliun setiap tahun.
Pemerintah pusat telah mengambil langkah strategis, dengan membangun LRT Jabodebek dengan total panjang jalur mencapai 82 km.
Untuk fase pertama, akan dibangun jalur Cawang-Cibubur sepanjang 14,8 km, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 11,5 km, dan Cawang-Bekasi Timur 18,5 km.
Sedangkan untuk fase 2, meliputi jalur Dukuh Atas-Palmerah-Senayan sepanjang 7,8 km, Cibubur-Bogor 25 km, dan Palmerah-Grogol 5,7 Km.
Baca juga: Warga Keluhkan Kemacetan Jakarta kepada Anies
Dengan adanya moda transportasi ini, yang akan mendapatkan keuntungan adalah kaum suburban yang tinggal di sisi luar Jakarta namun sehari-hari bekerja di Jakarta. Kehadiran LRT, selain memberikan alternatif moda transportasi publik, juga akan mengurangi waktu tempuh para kaum suburban yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.
Dikutip dari situs www.lrtjabodebek.com pada 9 November 2018, Pembangunan LRT Jabodebek tahap 1 telah mencapai 48,3%. Untuk persentase dari lintas pelayanan Cawang-Cibubur sudah mencapai 70,7%. Sedangkan, pada lintas pelayanan Cawang-Dukuh Atas, saat ini mencapai 36,3%, dan Cawang-Bekasi Timur, telah mencapai 41,2%.
Sementara itu, Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Al Rasyid mengatakan, selama ini, problem masyarakat kaum suburban yang tinggal di Bekasi adalah masalah kemacetan. Setelah nanti LRT beroperasi, publik khususnya kaum suburban yang tinggal di Bekasi, akan dipermudah dengan bertambahnya pilihan moda transportasi.
"Ini tentunya akan membuat mobilitas kaum suburban semakin cepat. Bila saat ini dari Bekasi menuju pusat kota Jakarta membutuhkan waktu lebih dari satu jam, dengan LRT akan lebih cepat menuju pusat-pusat bisnis di Jakarta. Selain berkurangnya waktu tempuh perjalanan bagi kaum suburban, lebih dari itu, akan mampu memecah titik kemacetan yang selama ini menghantui masyarakat," katanya
Keberadaan LRT juga akan berdampak terhadap tumbuhnya kawasan hunian yang berada di sekitar stasiun LRT. Kaum suburban akan memilih hunian yang berdekatan dengan stasiun LRT karena sangat memudahkan mobilitas.
Di negara-negara lain, hunian yang berdekatan dengan akses transportasi, akan menjadi pilihan kaum suburban. Efek lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan aktivitas ekonomi di sekitar stasiun LRT.
Adanya kawasan dengan konsep TOD (Transit Oriented Development) di sisi stasiun LRT, juga akan memberikan dorongan aktivitas ekonomi.
Melihat peluang tersebut, PT Adhi Commuter Properti (ACP), anak usaha PT Adhi Karya, mengembangkan sejumlah hunian berorientasi transit (TOD) yang berada di sisi stasiun LRT. Di perbatasan Bekasi dan Jakarta, ACP mengembangkan LRT City Jaticempaka-Gateway Park yang sudah sampai prosesi tutup atap dua pekan lalu untuk menara pertama.
Di kawasan seluas 5,2 hektare itu, ACP yang bekerja sama dengan PT Urban Jakarta Propertindo rencananya akan membangun 5 menara apartemen dengan total 3.744 unit hunian. Menara pertama yang tutup atap terdiri dari 16 lantai apartemen dengan 529 unit hunian di dalamnya.
LRT City Jaticempaka Gateway Park, dikembangkan dengan menerapkan 5 prinsip Transit Oriented Development (TOD), yaitu; Walkable, dimana semua fasilitas kawasan didesain berdekatan dan dapat diakses dengan mudah hanya berjalan kaki. Connect, yaitu terhubung langsung dengan Stasiun LRT. Shift & Transit, terdapat LRT dan Shuttle Bus yang disediakan untuk menghubungkan kawasan dengan tujuan / transportasi publik yang lain. Densify, residential building dikembangkan secara vertikal untuk mengoptimalkan lahan. Mixed Use, yaitu adanya perpaduan berbagai fungsi bangunan yaitu residensial dan komersial dalam satu kawasan.
Project Director LRT City Jaticempaka–Gateway Park Ibnu Mahmud Junaidi mengatakan, pengembangaan kawasan ini tidak hanya untuk hunian, tapi juga dilengkapi kawasan komersial, baik itu Ruko sebanyak 20 unit, Bicycle Track, Swimming Pool, Jogging Track, Park & Ride, Parking Lot, Security Access, Feeder Bus, maupun Mal.
"Untuk tower accordion, Dari total unit yang tersedia sebanyak 529 unit, sampai dengan saat ini sudah terjual sebanyak 90%. Kami optimistis, sampai dengan akhir tahun 2018, sisa unit yang ada akan sold out. Serah terima kepada pembeli, kami rencanakan di akhir tahun 2019. Untuk tower Bandoneon terdiri dari 362 unit dan baru dipasarkan 135 unit," ujarnya
Dalam dua tower yang sedang dikembangkan ini, dibangun 3 tipe unit, yaitu tipe Studio dengan luas 24,56 m2, tipe 1BR dengan luas 34,06 m2 dan tipe 2BR dengan luas 51,74 m2.
Di kawasan LRT City Jaticempaka Gateway Park, juga akan dibangun Mall 4 lantai dengan luas saleable area lebih kurang 18.000 m2 yang dikembangkan di lahan seluas 10.000 m2.
Ibnu Mahmud menambahkan, selain lokasi yang sangat strategis yaitu di perbatasan Jakarta dan Bekasi, beroperasinya LRT akan memberikan waktu tempuh ke tempat kerja yang lebih singkat. Perkiraan waktu tempuh LRT dari Stasiun Jatibening Baru ke Cawang hanya membutuhkan waktu ± 9 menit. Sedangkan waktu tempuh dari Stasiun Jatibening Baru ke Dukuh Atas, dan Jatibening Baru ke Cibubur, sama-sama memerlukan waktu hanya ± 32 menit. Tentu ini tidak hanya memangkas waktu tempuh, tapi lebih dari itu, kaum suburban yang tinggal di LRT City Gateway Park, akan mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik, sebuah peradaban baru kehidupan, yang tidak lagi membuang waktu, biaya dan energi di jalan karena kemacetan.
Selain bisa menggunakan akses moda transportasi LRT, penghuni di LRT City Gateway Park, juga bisa memanfaatkan akses jalan raya Kalimalang, serta Jalan Tol Becakayu yang saat ini telah beroperasi.
"Sejalan dengan pembangunan yang sedang berjalan, harga saat ini sudah mengalami kenaikan sebesar 33% sejak diluncurkan. Untuk Tower Bandoneon, harga yang kami tawarkan saat ini adalah mulai dari Rp 500 juta-an," tandasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved