Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Anies Janji Perbanyak Pipa Air

(Nic/J-2)
10/11/2018 07:30
Anies Janji Perbanyak Pipa Air
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik tidak adanya penambahan pipa air bersih oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak 12 tahun lalu. Padahal, belum semua masyarakat Jakarta mendapatkan akses air bersih.

“Selama 12 tahun, DKI tidak pernah menambah pipa air (bersih). Ini kenyataannya. Ini kan berarti ada problem bukan di sini, 12 tahun kita enggak tambah pipa,” ujar Anies, kemarin.

Anies menyampaikan, hingga saat ini, baru sekitar 57% warga Jakarta yang memiliki akses air bersih melalui pipa dan 43% lainnya tidak memiliki akses air pipa bersih.

Di era pemerintahannya, Anies berjanji Pemprov DKI akan memperbanyak pembangunan pipa air agar semua warga bisa mendapatkan akses air bersih. Pemprov DKI juga akan menyesuaikan aturan-aturan soal air bersih sebagai tindak lanjut keputusan Mahkamah Agung yang meminta Pemprov DKI menghentikan swastanisasi air.

“Kita ingin menggenjot lebih banyak lagi, tapi itu membutuhkan investasi pemipaan dan pengelolaan sesuai dengan aturan-aturan yang baru karena ada keputusan MA yang terkait itu,” ucap Anies.

Pemprov DKI sebenarnya sudah menugaskan BUMD PAM Jaya untuk membangun pipa air bersih. PAM Jaya pun mengajukan anggaran penyertaan modal daerah (PMD) sebesar Rp1,2 triliun dalam pembahasan APBD Perubahan DKI Jakarta 2018 lalu.

PMD itu rencananya akan digunakan untuk pembangunan pipa distribusi dan retikulasi wilayah barat dan utara Rp150 miliar. Selain itu, untuk penyediaan­ air bersih di rusunawa Rp15 miliar, relokasi jaringan pipa yang terdampak proyek Rp116 miliar, untuk sistem penyediaan air minum (SPAM) Pesanggrahan dan Ciliwung Rp650 miliar, dan reinforcement dan extension jaringan­ transmisi dan distribusi Rp275 miliar.

Namun, usulan PMD itu ditolak Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta karena khawatir akan tumpang tindih dengan kewajiban membangun pipa antara PAM Jaya dan mitra swasta mereka, yakni PT Aetra Air Jakarta dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan penolakan itu juga lantaran posisi Direktur Utama PD PAM Jaya diisi oleh Priyatno Bambang Hernowo. Priyatno Bambang merupakan mantan Direktur Operasional dan Komersial PT Aetra Air Jakarta, perusahaan yang terlibat kasus swastanisasi air.

Prasetio menyebut penambah­an anggaran untuk PAM Jaya justru akan semakin menguntungkan Aetra dan Palyja. “Kalau anggaran untuk pengelolaan air PAM Jaya sendiri tidak masalah. Ini masalahnya dinikmati orang lain (Palyja dan Aetra). Harus tuntas dulu,” kata Prasetio.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya