Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
SETELAH Sunter, Jakarta Utara, tiga wilayah lainnya disiapkan untuk menjadi lokasi pembangunan pembangunan pengolahan sampah di dalam kota atau intermediate treatment facility (ITF). Ketiga wilayah itu ialah Marunda, Cakung-Cilincing, yang dua-duanya di Jakarta Utara dan Duri Kosambi, Jakarta Barat.
Project Director ITF, Aditya Laksana, mengatakan selama proses pengerjaan ITF Sunter yang peletakan batu pertama-nya (groundbreaking) akan dilakukan pada Desember 2018, PT Jakarta Propertindo selaku pelaksana pembangunan bakal mengkaji dan mendalami untuk menambah jumlah ITF.
“Setelah groundbreaking kita akan langsung mengejar kemungkinan ITF di tiga wilayah itu. Jadi kita bekerja secara simultan,” kata Aditya, di Jakarta, kemarin.
Kondisi lahan di tiga wilayah tersebut harus memenuhi syarat seperti ITF Sunter yang luasnya mencapai 3 hektare (ha) dan bisa menampung serta mengolah sedikitnya 2.000 ton sampah per hari.
Kehadiran fasilitas pengelolaan sampah ITF di Sunter dan tiga tempat lainnya diharapkan bisa mengurangi ketergantungan DKI Jakarta pada TPST Bantar Gebang yang harus mengelola 7.000 ton sampah dari Ibu Kota setiap hari.
ITF Sunter, lanjutnya, merupakan kunci dari pembangunan ITF penghasil energi (waste to energy). Teknologi yang digunakan diharapkan mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 40 megawatt. “Kami juga mendapatkan subsidi dari PLN mengenai listriknya. Bahkan, kami dibebaskan dari pajak selama tujuh tahun pengoperasian awal,” ujar Aditya.
Dalam merealisasikan teknologi yang akan digunakan, Jakpro mengadopsi sistem di Eropa yang telah terbukti ramah lingkungan. Atas dasar itu, pihak Jakpro menjalin kerja sama dengan Fortum, perusahaan konstruksi ITF dari Finlandia.
Aditya menjelaskan, limbah sampah yang bisa diolah di ITF Sunter dikecualikan untuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari barang-barang elektronik, sedangkan limbah tembaga, aluminium, atau besi-besi untuk bahan kunci bisa diolah menjadi bahan aspal maupun batu bata.
Aditya mengaku optimistis pengerjaan ITF Sunter tidak akan mengalami penundaan meski dari dulu pengerjaannya masih sebatas wacana. Jika pembangunan ITF di Jakarta berhasil, Indonesia bakal memiliki contoh teknologi pengolahan sampah untuk pertama kalinya.
“Idealnya kami ingin memiliki ITF yang bisa mengolah limbah sampah mencapai 10 ribu ton per hari. Makanya dibutuhkan lebih dari satu ITF di Jakarta,” tandas Aditya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved