Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
RIBUAN masyarakat Kota Tangerang, baik warga keturunan maupun pribumi memadati area Vihara Nimmala (Boen San Bio) di Jalan KS Tubun No 43, Kota Tangerang, Banten, Rabu (5/9) malam..
Kehadiran mereka di sana untuk menyaksikan pembakaran raja setan dan replika perahu naga yang terbuat dari bambu dan dililit dengan kertas berwarna-warni.
Kegiatan tersebut merupakan upacara yang digelar oleh umat Budha, yang diyakini dapat menyelamatkan para roh leluhur yang bergentayangan karena tidak diurus dengan baik oleh keluarga maupun anak keturunannya menuju nirwana atau surga.
"Setiap tahun kegiatan ini kami gelar, tepatnya pada tanggal 7, bulan 7 kalender China yang saat ini jatuh pada 5 September 2018," kata Niman, Ketua Pelaksana Upacara Ulambama atau Cioko, Rabu (5/9).
Adapun para keturunan yang sudah mendaftarkan para leluhurnya untuk didoakan, kata Niman, tercatat sebanyak 500 umat, yang berasal dari wilayah Jabodetabek. "Selain mendaftar, mereka juga mengumpulkan foto-foto para leluhurnya untuk didoakan," kata Niman.
Setelah didoakan, kata Nimman, foto-foto itu dikumpulkan di atas replika perahu naga untuk dibakar bersama patung raja setan yang tingginya mencapai 9 meter dengan diameter 10 meter.
Sebelum pembakaran dimulai, para umat yang membawa hio dan lilin, mengitari patung raja setan dan perahu naga. Dengan dipimpin oleh sembilan orang biksu dari Tiongkok dan Indonesia pembakaran dilakukan. Api pun dengan cepat menghanguskan patung raja setan dan prahu naga.
Para umat maupun masyarakat yang menyaksikan upacara tersebut berusaha menjauh hingga ke luar pagar Vihara Nimmala. Tidak sedikit di antara mereka yang mengabadikan upacara itu melalui rekaman vidio di telpon seluler. Petuga pemadam kebakaran dari Kota Tangerang pun terlihat berjaga-jaga untuk mengantisipasi api agar tidak merembet ke bangunan vihara.
Setelah patung raja setan dan replika perahu naga hangus, 20 pemuda keluar dari Vihara untuk mengitari bara api tersebut. Sambil menarikan tarian ular yang diiringi denga, musik khas, mereka berliuk-liuk mendekati massa yang memadati area vihara.
"Acaranya tegang dan bisa menghibur masyarakat," kata Hendrik, warga Kampung Pasar Baru, Kota Tangeang, Banten.
Masyarakat pun, kata Hendrik, mendukung kegiatan tersebut karena selain tidak mengganggu, kegiatan itu juga diiringi dengan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat sekitar. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved