KPAI Terima Aduan 13 RT Soal Praktek Prostitusi Apartemen Kalibata City

SEBANYAK 13 rukun tetangga (RT) yang ada di Apartemen Kalibata City sempat resah dengan praktik prostitusi di tempat tersebut. Karena itu, mereka mewakili 65 ribu penghuni apartemen mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Tak jarang penghuni apartemen mendapati anak-anak berpakaian tidak pantas dan berperilaku tidak pantas layaknya orang dewasa di lingkungan apartemen. Kondisi itu membuat warga penghuni apartemen resah dan mengadu ke KPAI," ungkap Komisioner KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi Anak, Maryati Solikhah, di Jakarta, Rabu (8/8).

Kendati telah mengantongi aduan dari 13 RT itu, perempuan yang akrab dipanggil Ai ini, mengungkap kesulitan yang didapat KPAI untuk mengakses apartemen. Pihak keamanan dan pengelola Apartemen Kalibata City terkesan menutup akses KPAI kesana. Untuk masuk ke apartemen pun harus menggunakan chip khusus.

"Bahkan kalau ada perkumpulan warga seperti untuk posyandu, imunisasi anak pun tidak boleh, dan dibubarkan pihak security dan pengelola apartemen. Security terkesan menutup mata kalau ada jemputan dan sebagainya. Atas dasar itu, kami mencurigai ada keterlibatan pihak security pada kasus ini," tuturnya.

Maryati mengapresiasi operasi senyap pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini dan menggulung para pelaku prostitusi. Setelah kasus ini, ia berharap akan ada titik terang untuk mendekatkan akses perlindungan perempuan dan anak di tempat ini dengan terbentuknya community watch di tiap apartemen.

"Kejadian ini sangat menusuk hati. Marilah ini jadi perhatian dan political will para pemangku kepentingan. Terima kasih untuk Polda Metro Jaya, ini kinerja besar. Kami juga berharap para tersangka dijerat UU Perlindungan Anak Nomor 35 tahun 2014," pungkasnya.

Selain Apartemen Kalibata City, lanjut Ai, KPAI mencurigai beberapa apartemen lain juga menjadi sarang prostitusi terselubung. Diantaranya Apartemen Kelapa Gading dan Apartemen Manyar Surabaya.(OL-6)