Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SAAT mendengar Kota Tua Jakarta, banyak kalangan hanya mengira tempat wisata itu adalah Museum Fatahillah. Ada ontel hingga patung meriam yang jadi objek swafoto.
Kota Tua tidak hanya itu, ada objek lainnya yang menarik dikunjungi seperti Vihara Dharma Bakti di kawasan Pecinan, ada Masjid Langgar Tinggi di Pekojan, dan ada Pelabuhan Sunda Kelapa di kawasan pesisir Jakarta Utara.
"Wilayah-wilayah itu akan kami perkenalkan lagi ke masyarakat dengan konsep wisata etnik. Saat ini kami masih rancang," kata kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Norviadi S Husodo saat ditemui di kantornya, Jumat (6/4)
Norvi, sapaan akrabnya, menjelaskan konsep wisata etnik akan dikembangkan di tiga titik. Pertama, wisata etnis Tionghoa akan dipusatkan di kawasan Glodok, Pancoran.
Di tempat itu banyak destinasi yang bisa dijelajahi turis seperti Vihara Dharma Bhakti, Gereja Santa Maria De Fatima dengan ornamen khas Tionghoa, serta pasar tradisional yang menjual pernik dan kuliner khas hingga bumbu ala hokian.
"Saat ini sudah ramai. Tapi, akan kami lebih tata lagi konsep China Town dengan pertunjukan atau festival bukan hanya saat momen imlek saja," kata Norvi
Wisata etnik lain yang dikembangkan yakni di kawasan Pekojan. Sebuah kampung dengan potret harmonisnya etnik Tionghoa dan Arab itu terdapat bangunan masjid tua seperti masjid Langgar Tinggi yang dibangun pada 1833 dan Masjid An Nawier yang didirikan pada 1760.
Masjid-masjid itu merupakan peninggalan warga keturunan Hadramaut (Yaman), Arab, dan India, yang banyak tinggal di kawasan itu.
Titik lainnya yang dikembangkan yakni kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Di tempat itu akan dikenalkan wisata pesisir hingga kunjungan ke Makam Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, ulama besar dari Yaman yang menyiarkan agama Islam sejak 1700-an di pesisir Batavia. Makam itu terletak di Kampung Luar Batang.
"Ketiga tempat itu akan di-ekspolre lagi untuk menarik turis ke kawasan Kota Tua. Rencana akan kami jalankan mulai Mei 2018 mendatang," kata Norviadi.
Untuk mewujudkan itu, kata Norvi, perlu dukungan dari instansi lainnya khususnya pengaturan arus lalu lintas. Nantinya, lalu lintas di titik itu akan saling terintegrasi.
"Nanti ada bus pengangkut penumpang yang terintegrasi mulai dari Stasiun Kota ke tempat-tempat itu. Ini masih dikoordinasikan karena itu kan kebijakan melibatkan instansi lainnya," kata Norvi
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Linda Enriany menjelaskan konsep tiga destinasi itu masih dimatangkan. Untuk menarik daya tarik turis, kata Linda, akan dibuat festival-festival yang mengangkat kebudayaan di tiga lokasi itu.
"Itu masih dimatangkan seperti ada festival pecinan. Rencana mau kami tampilkan juga saat Asian Games nanti. Kalau itu berjalan sukses akan kami permanenkan," kata Linda (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved