Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PEKERJAAN rumah besar menanti Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membenahi danau-danau di ibukota. Itu karena pemprov belum memiliki rencana induk revitalisasi danau, waduk, dan situ.
Selain itu, pengelolaan limbah yang belum tertata menjadi salah satu tantangan bagi revitalisasi danau.
Tugas besar ini merupakan implikasi dari kekalahan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, saat bertanding renang di Danau Sunter bagian Timur, Jakarta Utara, Minggu (25/2).
Sandiaga mengakui jika Danau Sunter bagian timur merupakan yang kondisinya paling baik di antara danau lainnya. Itu sebabnya Sandiaga berani menantang Susi bertanding renang di danau itu.
Sebab, tantangan Susi sebelumnya tidak main-main, membuat danau di Jakarta seperti danau di Jenewa, Swiss. Sandiaga berjanji penataan danau-danau lain di ibukota akan segera dilaksanakan.
"Nantinya (Danau Sunter) bagian barat, terus di Jakarta Utara ada 12 danau itu, nanti akan satu-satu kita laksanakan," ucap Sandiaga.
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyarankan Pemprov DKI untuk segera menyusun rencana induk bagi revitalisasi waduk, danau, dan situ.
Di samping itu, belum juga ada rencana induk saluran air dan rencana induk saluran air limbah. Padahal, ketiganya saling berkaitan untuk mewujudkan kawasan perairan yang bebas pencemaran.
Saat ini, waduk dan situ di DKI banyak yang dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah dan menyatu dengan saluran air kota sehingga airnya masih tercemar.
"Kalau tidak disusun (rencana induk), tidak akan pernah tuntas mewujudkan danau, situ, waduk yang bebas pencemaran," tutur Nirwono.
Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup DKI Jakarta Blessmiyanda mengakui jika Pemprov DKI belum memiliki rencana induk itu. Waduk dan danau berfungsi secara parsial.
Hal ini turut berimplikasi bagi strategi penanganan banjir secara keseluruhan.
"Harusnya ada grand design untuk pengelolaan danau dan sungai, itu belum ada. Karena belum ada grand design jadi tidak bisa membuat strategi yang tepat," jelas Blessmiyanda.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, ada 77 danau dan waduk di ibukota. Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Tata Ruang Pemprov DKI Gamal Sinurat menuturkan, sebagian besar danau dan waduk di Jakarta dalam kondisi tercemar oleh limbah rumah tangga dan sampah.
Sebab, sistem pengelolaan limbah cair di rumah-rumah warga belum tertata dengan baik.
"Sebagian besar dalam kondisi tercemar karena pada umumnya danau-danau kita dijadikan tempat pembuangan. Belum ada instalasi pengelolaan aliran limbahnya (IPAL)," ungkap Gamal.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji juga tidak menampik jika sejumlah titik danau di Jakarta terpapar limbah rumah tangga, seperti Danau Sunter bagian barat yang berlokasi tidak jauh dari tempat Susi dan Sandiaga bertanding.
"Itu kan masih ada buangan septic tank dari warga, jadi rumah-rumah itu harus membenahi buangannya," tukas Isnawa saat dihubungi, Minggu (25/2).
Sejauh ini Dinas Lingkungan Hidup (LH) belum melakukan pemantauan baku mutu dari seluruh danau dan waduk di DKI Jakarta. Dinas LH hanya melakukan proses pembersihan danau dari sampah dan enceng gondok yang berperan mempercepat pendangkalan.
Danau Sunter bagian Timur menjadi satu-satunya yang telah diuji dan dinyatakan layak untuk berenang.
"Kita butuh waktu untuk itu (memantau baku mutu), tapi bagus masukannya. Ke depannya seluruh danau, waduk, dan situ akan kita cek baku airnya," papar Isnawa.
Gamal menilai untuk meningkatkan kualitas air di danau dan waduk tidak mungkin dilakukan tanpa memperbaiki infrastruktur pembuangan limbah. Sejauh ini, infrastruktur limbah di Jakarta baru mencakup gedung-gedung tinggi dan industri besar. Tidak bagi rumah tangga, apalagi pemukiman liar yang berada di sisi wilayah perairan di Jakarta.
"Kalau infrastruktur IPAL-nya tidak dibenahi, nanti warga mau buang ke mana?" tanya Gamal.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan tidak merespons saat dihubungi. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved