Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melalui PT Transportasi Jakarta menguji coba penerapan fasilitas OK-Otrip mulai 15 Januari 2018. Uji coba OK-Otrip yang memungkinkan warga Jakarta hanya membayar Rp5.000 ke seantero Ibu Kota berlangsung hingga 15 April 2018.
“Uji coba kita lakukan di empat trayek dengan mengerahkan 69 angkutan bus kecil (angkutan kota/angkot),” kata Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono di Balai Kota, Jakarta Pusat, saat soft launching OK-Otrip, kemarin.
Keempat trayek itu meliputi Jelambar, Jakarta Barat; Warakas, Jakarta Utara; Duren Sawit, Jakarta Timur; dan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kawasan-kawasan tersebut dipilih karena merupakan kawasan padat penduduk yang belum terjangkau oleh layanan angkutan umum. Selain itu, rute dilintasi banyak fasilitas umum.
Keempat kawasan dinilai memiliki lebar jalan lingkungan lebih dari 5 meter sehingga integrasi mudah dilakukan. Overlap rute angkutan umum di area-area tersebut juga kurang dari 20% serta terhubung dengan bus pengumpan (feeder) dan koridor Trans-Jakarta.
Untuk menikmati OK-Otrip, jelas Budi, penumpang terlebih dulu harus membeli kartu One Man One Ticket (OMOT) berlogo OK-Otrip yang tersedia mulai 22 Desember. Kartu tersebut dijual seharga Rp40 ribu dengan rincian saldo Rp20 ribu dan harga kartu Rp20 ribu.
Tidak seperti kartu e-money yang saat ini dipakai, kartu OK-Otrip tidak bisa digunakan secara bergantian dengan orang lain. “Kartu tersebut bisa diisi melalui enam bank, yakni Bank DKI, Bank Mandiri, Bank BNI, BRI, BCA, dan Bank Mega. Minggu depan (22 Desember) kartunya sudah tersedia di loket-loket Trans-Jakarta,” jelas Budi.
Uji coba selama tiga bulan itu tidak langsung mengakomodasi penumpang dengan biaya Rp5.000. Trans-Jakarta memberi diskon 30% dulu. Bila melintasi empat trayek menggunakan Trans-Jakarta hanya akan dikenai biaya sebesar Rp3.500.
Tap in, tap on
Sebelum uji coba, PT Trans-Jakarta akan menguji sistem internal perusahaan pada 22 Desember 2017. Selama uji coba sistem hingga 15 Januari, penumpang yang tap in kemudian beralih ke angkot yang memiliki mesin tap on hanya dikenai biaya Rp3.500.
Biaya sebesar itu berlaku selama 3 jam di 13 koridor Trans-Jakarta. Setelah uji coba live OK-Otrip selesai pada 15 April, tarif disesuaikan menjadi Rp5.000. Misalnya, naik bus Trans-Jakarta dari Sarinah (tap in) menuju Bundaran Senayan (tap out) ditarik biaya Rp3.500 dari saldo kartu.
Ketika penumpang naik angkot yang sudah terintegrasi (tap in), biayanya hanya ditarik Rp1.500 dari saldo kartu. Sekalipun yang bersangkutan naik angkot lagi dalam kurun waktu 3 jam, tidak ditarik biaya apa-apa. “Ini berlaku setelah 15 April, ya,” tambah Head of Communication PT Trans-Jakarta Wibowo.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Andri Yansyah menargetkan seluruh trayek baru terintegrasi pada 2020. Pihaknya sedang menggodok per tahap dari integrasi fisik, integrasi manajemen, hingga integrasi pembayaran.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dirinya ingin ada transportasi murah bagi warganya dan memastikan penyedia angkutan tetap sejahtera. “Program OK-Otrip ini bukan saja dirasa manfaatnya oleh warga, melainkan juga para penyelenggara angkutan umum.” (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved