Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Tidak Setiap Hari Dapat Air

Gana Buana/J-4
25/8/2017 06:46
Tidak Setiap Hari Dapat Air
(MI/GANA BUANA)

BERBEKAL dua buah ember berukuran tampung 10 liter di jinjingan tangannya, Noneng, 35, bergegas menuju Kantor Desa Sinarjati, kemarin pagi.

Kabar baik telah sampai di kupingnya, mobil tangki pembawa pasokan air ke desanya yang terletak di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, tersebut datang pada hari itu.

"Air lagi susah, ngambil juga jauh makanya mumpung ada yang bersih langsung kita datangi. Takut kehabisan," ujar Noneng yang tinggal di RT 03 RW 02 Kampung Cijati Tonggoh, Desa Sinarjati.

Setiba di kantor yang berada di Jalan Simpang Empat itu, tampak puluhan warga sudah antre, siap menadahi air dengan ember dan jeriken beragam ukuran.

Sudah berpekan-pekan Kampung Cijati Tonggoh dilanda kekeringan. Warga tak punya banyak pilihan.

Ada sebuah sumur artesis sistem water treatment plant (WTP) di wilayah Cibarusah Kota.

Namun, kampung itu terlalu jauh dari kota.

"Kalau lagi susah air hanya bisa mandi dua kali seminggu. Sumur di belakang rumah kedalamannya 7 meter, tapi hanya terisi 50 cm. Itu pun airnya juga asin, kalau dipakai mandi badan jadi keset," lanjut Noneng.

Sementara itu, Kali Cipamingkis pun mulai mengering memasuki kemarau ini.

Maka solusi yang ia andalkan ialah membeli air galon. Namun, hal itu cukup berat baginya.

"Satu galon seharga Rp5.000. Butuh berapa galon untuk sehari-hari?" ujarnya.

Tak hanya kampung itu yang dilanda kekeringan.

Menurut Camat Cibarusah, Abdul Iman, kampung-kampung di wilayah Cibarusah bagian timur kerap dilanda kekeringan tiap musim kemarau.

"Pemasangan WTP baru di Cibarusah Kota untuk wilayah timur seperti di Desa Ridogalih dan Ridomanah, belum ada," kata dia.

Pemasangan di bagian timur, menurutnya, agak sulit sebab dinding turap Kali Cipamingkis rentan runtuh.

Dua mobil tangki air besar dari Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bekasi berkapasitas 4.500 liter itu pun jadi penyelamat bagi warga.

"Akan tetapi, ya, enggak bisa ngambil banyak juga. Paling dua ember," imbuh Noneng. Selain karena susah mengangkutnya, pembagian air dibatasi sebanyak 20 liter per keluarga.

Agar pembagian itu merata, dibuat juga jadwal sistem gilir. Pada Rabu (23/8), giliran 70 warga Kampung Korod, Desa Ridogalih RT01/RW06.

Kemarin, giliran warga RT04/RW02 dan RT03/RW02 Kampung Cijati Tonggoh.

Pengiriman air itu pun tidak dilakukan setiap hari karena kekeringan juga melanda lima kecamatan lainnya, yakni Cikarang Utara, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Timur, dan Serangbaru.

"Kita akan memprioritaskan ke desa terjauh. Itu saja masih belum merata, belum semua warga kebagian," ujar Pak Camat Cibarusah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya