Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
TERMINAL Blok M, Jakarta Selatan, selalu menimbulkan kemacetan hingga menjulur ke luar.
Ada 6 jalur tersedia, 5 buat bus reguler dan 1 bus Trans-Jakarta.
Penumpang berjejalan dalam bus sudah merupakan hal lazim.
Selagi masih muat, kenek terus menjejalkan penumpang sekalipun bus sudah miring ke kiri.
Apalagi pada saat pulang kerja, dalam hitungan beberapa menit, bus seketika penuh.
Terminal Blok M dikenal yang paling ramai dan paling mewah pada awalnya di antara semua terminal di Ibu Kota.
Di terminal ini penumpang dari berbagai tujuan berkumpul.
Banyak yang transit, banyak pengamen, banyak pedagang asongan, dan banyak yang berseliweran.
Itulah suasana beberapa tahun lalu. Belakangan Terminal Blok M seakan berhenti berdenyut.
Aktivitas terminal lesu.
Penumpang yang biasanya wira-wiri entah pergi ke mana.
Enam jalur bus hanya diisi beberapa angkutan.
Penumpang bus yang biasanya penuh sesak terlihat lengang.
Hanya ada lima penumpang yang berangkat dari terminal dan 22 bangku lainnya kosong.
Sungguh pemandangan berbeda jika dibandingkan dengan 2000-an.
Menurut data Dishub DKI, setiap hari 700 lebih armada bus masuk terminal, belum termasuk Trans-Jakarta.
Karena penumpang sepi, banyak pemilik angkutan umum mengurangi jumlah armada.
Saat ini tercatat hanya sekitar 273 unit yang beroperasi.
Bahkan ada beberapa tujuan yang sudah ditiadakan akibat tidak ada penumpang, seperti jurusan Blok M-Cipedak, Blok M-Priuk, Blok M-Senen, dan Blok M-Kalideres.
Seorang penumpang yang kini beralih ke angkutan berbasis daring mengaku enggan naik bus karena tidak ada kepastian pelayanan, mengetem terlalu lama, keselamatan diabaikan, banyak asap rokok, dan lainnya.
"Itu alasan saya pindah ke online," cetus Niniek, 37, pekerja hotel di kawasan Blok M.
Irmansyah, 52, yang sudah 20 tahun mengemudikan Metromini, berujar, "Hasil narik sehari bisa untuk makan sekeluarga 3-4 hari, tapi itu dulu. Sekarang ini bawa Rp100 ribu saja boro-boro," paparnya.
Kondisi yang sama dirasakan Opan, 45, penjual camilan kacang.
"Sekarang terminal sepi, jualan juga sepi. Waktu terminal masih ramai, sehari bisa terjual 200 bungkus. Kalau sekarang 50 bungkus saja macet," tuturnya.
Saat terminal masih ramai, dia mengaku mampu mendapat keuntungan bersih Rp50 ribu.
"Sekarang bawa pulang Rp20 ribu saja susah."
Sepinya penumpang angkutan umum berimbas langsung ke pengunjung Blok M Mall.
Dulu dari bus-bus itulah datang pengunjung mal.
Kini busnya kosong, pengunjung mal pun ikut merasakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved