Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TIGA tahun sudah Suteja menderita penbyakit tumor di bagian mata. Bocah usia 12 tahun ini memutuskan berhenti sekolah lantaran tak tahan sering diejek teman-temannya.
"Karena penyakit di matanya, dia tidak mau lanjutkan sekolah sebelum sembuh," ujar Juanta, 46, ayah Suteja, dengan nada lirih, di kediamannya, Minggu (30/7).
Selama duduk di bangku sekolah dasar, kata Juanta, putranya memang sering dirundung (bully). Saat itu, ia bersekolah di SD Negeri XV Desa Wanasari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Suteja juga sudah tidak belajar mengaji lantaran karena kerap diejek.
Juanta mengaku, ia memang tidak mampu membiayai pengobatan Suteja hingga tuntas. Selama ini, Suteja hanya mengandalkan sumbangan dari warga untuk berobat. Sedangkan Juanta sendiri hanya berprofesi sebagai sopir di sebuah toko material.
"Memang biaya berobatnya tidak besar karena saya ikut asuransi kesehatan, yapi karena berobatnya ke Bandung jadi butuh biaya operasional tinggi," ujar warga Kampung Utan RT 02 RW 29, Desa Wanasari, Kabupaten Bekasi, itu.
Juanta menuturkan, anaknya menderita tumor mata semenjak tiga tahun lalu. Saat itu, usianya masih 9 tahun. Ia mengaku, selama ini Suteja harus datang ke RS Cicendu Kota Bandung untuk berobat. RS itu memang dirujuk oleh RSUD Kabupaten Bekasi, karena dianggap memiliki fasilitas yang lebih memadai.
"RS Cicedu hasil rujukan dari RSUD Kabupaten Bekasi," jelasnya.
Karena itu, lanjut Juanta, ia berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pengobatan sang anak. Apalagi, saat ini anaknya sudah putus sekolah karena malu. Sedangkan hanya pendidikan yang mampu menyelamatkan dia di masa depan.
"Saya harap ada bantuan dari pemerintah, apalagi dia tidak mau sekolah," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Sri Riyanti, mengaku belum mengetahui adanya siswa yang tak mau melanjutkan sekolah karena sering dirundung.
"Saya belum mendapat laporan adanya siswa yang sering dibully akibat memilki penyakit," katanya.
Meski begitu, kata Sri pihaknya akan melakukan pengecekan ke wilayah tempat tinggalnya.
"Kami akan cek penyebab yang bersangkutan tidak mau sekolah," tukas dia. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved