Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kapal Pembawa 1 Ton Sabu Ditangkap

Hendri Kremer, Nicky Aulia Widadio
18/7/2017 10:47
Kapal Pembawa 1 Ton Sabu Ditangkap
(nggota Dit Narkoba Polda Metro Jaya memeriksa paket-paket sabu yang gagal diselundupkan di Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten---ANTARA/Asep Fathulrahman)

KAPAL pengangkut 1 ton sabu di Pantai Anyer, Serang, Banten, ditangkap. Kapal tersebut ditangkap di perairan Tanjung Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, saat hendak meninggalkan Indonesia.

Kapal bernama Wanderlust berbendera Sierra Leone itu saat ini bersandar di Pelabuhan Bea Cukai Sagulung, Tanjung Uncang, Batam. Kapal tersebut memiliki dimensi panjang 27,9 meter dan lebar 6,9 meter dengan tonase sebesar 135 mt.

Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta yang memimpin operasi pencegatan mengatakan keberadaan kapal diketahui setelah tim gabungan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok mendapatkan informasi dari saksi mata.

Saksi mata melihat saat kapal Wanderlust lepas jangkar menurunkan narkoba di dermaga bekas Hotel Mandalika, Pantai Anyer, Serang, Banten, Kamis (13/7). "Dari informasi mereka, kami berkoordinasi dengan Kantor Pusat Bea Cukai dan Bea Cukai Batam serta Polda Kepri untuk melacak kapal," kata dia, kemarin (Senin, 17/7).

Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Bea dan Cukai Tipe-B Batam Raden Evy Suhartantyo menyatakan pihaknya memiliki keahlian dalam memetakan posisi kapal.

Dengan dibantu sejumlah peralatan pendeteksian muktahir, kapal diketahui melaju di perairan jalur Mumbing-Mapor, Tanjung Berakit, Sabtu (15/7) dini hari dan langsung dikejar.

Polisi masih menyelidiki pendana di balik penyelundupan sabu senilai Rp1,5 tri-liun yang berasal dari Guangzhou, Tiongkok, tersebut. Nico Afinta yakin sabu akan dibawa ke Jakarta karena kendaraan yang disiapkan mengangkut barang haram tersebut berpelat nomor B.

Berdasarkan rekam jejak pada paspor, keempat pelaku yakni Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, serta Hsu Yung Li, tercatat baru pertama kali datang ke Indonesia. Keempatnya warga negara Taiwan yang diduga masuk ke Indonesia dengan menggunakan jalur laut.

Mereka mengantongi ponsel dan paspor agar dapat kabur ketika disergap. Namun, mereka salah perhitungan, polisi Indonesia bertindak lebih cepat. Pemimpin komplotan, Lin Ming Hui, yang mencoba melawan dengan menabrakkan mobil, terpaksa ditembak dan tewas di tempat kejadian.

Terkait dengan disebut-sebutnya sejumlah restoran dan hotel yang pernah didatangi para tersangka selama 1,5 bulan di Anyer, SVP Corporate Secretary PT Patra Jasa Sri Patriawati T Soetjipto mengklarifikasi pihaknya sama sekali tidak terkait.

Hotel Patra Jasa, jelasnya, merupakan salah satu pelopor industri hospitality di Indonesia sehingga tidak mungkin tutup sebagaimana diberitakan tapi berganti nama menjadi Patra Comfort Anyer.

"Sindikat atau orang yang ditangkap polisi dalam kasus penyelundupan narkotika itu bukan tamu kami dan tidak punya sejarah menginap di Patra Comport Anyer," cetusnya. (HK/Nic/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik