Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Si Jiung, Jawara Kampung Penguasa Tiga Pasar

04/7/2017 03:00
Si Jiung, Jawara Kampung Penguasa Tiga Pasar
(ANTARA/Agus Bebeng)

SELAIN soal intesitas petirnya yang tinggi, Kampung Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga dikenal dengan tokoh jawaranya (jagoan). Ketenangan kampung yang asri ini mudah bergolak.

“Warga Kampung Petir ini berbeda, semua kompak. Jika ada satu orang yang tersinggung, satu kampung bisa ikut tersinggung. Jadi sebenarnya warga kampung sini seperti petir, mudah menyala,” ungkap mantan Lurah Kampung Petir, Omang Rohma, akhir pekan lalu.

Pada masanya, jawara Kampung Petir kerap merebut dan menguasai pasar-pasar di Jakarta, seperti Pasar Senen, Kramat Jati, dan Kemayoran. Semua pasar tersebut dikuasasi jawara dari tanah Bogor khususnya Kampung Petir.

Salah satu pelaku sejarah, Cecem, 75, mengungkapkan Kampung Petir memang banyak dihuni jawara. Salah satu jawara yang tersohor ialah Jiung.

“Jiung lahir di kampung ini. Dia bukan jago berkelahi, tapi dia sakti. Orang yang mau adu golok dengannya bisa langsung tidak bergerak saat menantang si Jiung,” kenangnya.

Pada 1950-an, Jiung memimpin jawara Kampung Petir menghadapi jawara Banten yang mau merebut wilayah Bogor. Jawara Banten dibuatnya tidak berkutik saat mau mencabut golok dari sarungnya. Selain itu, Cecem mengaku pernah menyaksikan langsung kesaktian Jiung mematahkan besi (klonongan) di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

“Besi itu digergaji tidak bisa, dipatahkan dengan alat apa pun tidak bisa, dan Jiung datang langsung mematahkan besi itu. Dari situlah Jiung langsung dikenal di Kema-yoran dan dibuatkan jembatan si Jiung,” paparnya

Jiung, digambarkan Cecem, berperawakan kecil dengan tangan yang selalu berayun saat berjalan. Dia selalu me-ngenakan kopiah hitam dan golok yang disematkan di pinggang kirinya. Nama Jiung semakin tersohor setelah dia menguasai Pasar Senen, Kramat Jati, dan Kemayoran. Tidak hanya di Jakarta dan Bogor, Jiung juga disegani arek Surabaya dan jawara Banten.

“Dulu kami pergi ke Senen pakai trem (kereta kecil dengan rel) dari Manggarai lewat Kebon Sirih. Tidak hanya di tempat itu saja, di Kampung Berlan semua pada takut kalau mendengar nama pendekar Jiung,” ujar Cecem
Jiung yang memiliki ke-saktian ini sering didatangi warga untuk berguru silat dan meminta mantra kesembuhan penyakit. Bahkan, menurut Cecem, Presiden pertama RI Soekarno satu perguruan dengan Jiung dan ayahnya.

“Jiung dan ayahnya itu sakti, jadi banyak warga yang berguru meminta mantra kesembuhan. Ayahnya Jiung sering ketemu Soekarno di Istana Bogor,” tukasnya. Namun, soal keabsahannya, hal itu masih patut ditelusuri lebih jauh. (Sru/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya